Gak Semua Hal Harus Beres Di Saat Itu. Ambil Jeda!!

Hari ini senang banget karena aqsa tidur paginya nyenyak, sekitar 1 jam, dan selama itu aku pakai untuk mencuci, menyetrika, dan beberes printilan dua kegiatan besar itu. Alhamdulillah sebelum dzuhur sudah ceklist selesai. Beribu ucapan terimakasih dan syukur kepada Allah dan aqsa karena sudah mau bekerja sama dengan baik.

Namanya pekerjaan tetap merasakan capek. Haha. Selama mencuci rasanya punggungku udah berasa encok/sakit. Hal yang wajar ya.

Siang telah tiba. Aqsa sudah pup dan tembus. Aku bergumah yah, sedikit ada rasa sedih. Sedih karena aku baru tahu dia pup setelah aku gendong pakai mukenah. Rasa khawatir membuncah, gimana kalau udah kena mukenah? Ga ada yang bisa kupake untuk sholat? Aku bawa mukenah ke rantauan ini cuma 1 pula.

Oh, aku masih bisa berpikir waras dengan berdalih masih bisa pake jilbab dan gamis. Lanjut  nyuci pup ke toilet. Aku posisi duduk dan aqsa berbaring di atas kedua kakiku. Aman. Byurbyurbyur air kusiramkan dan membersihkan pupnya. Pas mau berdiri, eh, aku liat ujung dasterku ternyata gak keangkat dan basah kena air. Langsung bete banget ini. Sedih juga iya. Aku menggerutu pada ketidakrapianku sehingga bisa apes begini..

Aku kesel karena dasterku basah (ujungnya) karena itu baru aku pakai. Huhu. Usut punya usut, emosi negatif ini cepat menguasai diriku karena efek rasa lelah sebelumnya, mukenah yang kemungkinan juga kotor, daster ini yang harus ku ganti, jadinya cucian menumpuk, setrikaan bertambah begitu cepat. Ah, benar-benar ya, rasa lelah itu membuat aku gak bisa mengontrol diri dengan baik.

Setelah bete, dan menyadari kenapa aku mudah tersulut emosi, aku pun segera menenangkan diri. Its okay its okay. Hahhaha. Aku kembali melanjutkan aktivitas yang lain. Sore ke malam hari itu di tutup dengan hujan gerimis. 

Dan, semenjak itu aku mencoba mengatur pekerjaan harianku agar tidak terlalu memforsir diri menyelesaikan pekerjaan rumah dalam satu waktu. Jika ada waktu, bisa dialokasikan dengan istrahat. Gak semua harus beres hari itu. 

Komentar