Mpasi Pertama Aqsa!!!

Anakku udah masuk fase mpasi. Sebagai seorang ibu baru ini fase baru yang membuat hatiku jadi deg-degan dan gak sabar. Aku menyiapkan diri, belajar dari berbagai sumber, mencatat info-info penting. Melihat metode para influencer.

Hari H mpasi pun tiba. Aku agak keteteran masaknya sampai aqsa kelaparan banget. Saat mpasinya jadi, kami siap memberikan dan mengenalkannya ke aqsa.

Suapan pertama, eksperesinya aqsa menyengir-menyipitkan matanya-seakan bertanya ini apa?. Suapan kedua dicoba lagi, ekspresinya masih aneh tapi kami melihatnya lucu. Suapan ke tiga dia melepeh. Gak mau. Selanjutnya? Ya, tidak berjalan lancar. Ehehehe. 
Suami bilang: gak apa-apa belajar makan. Dikit-dikit. 

Aku nampak sedih karena ekspektasiku (padahal jauh hari udah diingetin sama teman untuk under expectation) anak makan mpasi sesuai dengan video yang aku tonton selama ini. 

Setelah selesai denial, aku mencoba evaluasi diri.  Aqsa gak banyak makannya karena ini masih pengenalan untuknya, tekstur bubur yang masih kental, dan jam makannya yang telat. 

Hari itu pun otakku hanya memikirkan mpasinya. Gimana biar lahap. Hingga gak sabar menunggu sore untuk sesi makan keduanya. Masih menu yang sama, dia makan lebih banyak dari sebelumnya tapi belempotan banget. Gak habis tapi lumayan adalah yang kurang. Semoga kurangnya termakan ya, bukan kurang karena buburnya belepotan kemana-mana. Hiks. 

Hari pertama mpasi yang melelahkan dan pegel banget rasanya. Fisik, otak, dan emosiku terpake sangat banyak hari itu. Tidak sesuai yang aku ekpektasikan. Berujung ada sedih dan kecewanya. Sehingga aku lupa esensi awal dari mpasi anak adalah mengenalkan makanan kepada mereka. Di mana sesuatu yang pertama kali, sangat wajar tidak lancar.
 
Aku merenung lagi. Memanglah ya, musuh terbesar diri ini adalah ekspektasi. 

Komentar