Rutinitas setiap sore yang tak akan dirasakan di sebelas bulan lainnya. Alhamdulillah, ini adalah salah satu berkah dibulan Ramadhan. Seneeng banget bisa berada di tengah mereka. mereka yang luar biasa, ada yang cerianya super deh, ada yang masih bisa menghafal ini itu disaat yang lain rebut, ada yang sibuk dengan gadgetnya, ada yang gercepnyaa kebangetan, ada yang sifat keibu-ibuanya terlihat banget, dan ada yang super kalem. Yang terakhir ini susah amat dah, kalau teman saya yang ini bicara siap-siap fokus aja, jangan sibuk yang lain karena suaranya kecil, pelan dan halus banget. susah buat jadi kayak gini. Saya mah langsung mundur kalau disuruh kalem kayak gini, yang ada saya kalau ngobrol/cerita gak bisa yang namanya pelan-pelan. But, saya dan mereka tetap sama. Sama-sama saling melengkapi. Makasih Keluarga. Kalian terbaik.
Sore tadi, langit terlihat redup sekali. Awan-awan hitam mendominasi. Mendung. Kemudian, lantunan ayat suci yang bacakan terdengar sangat merdu, Alhamdulillah hati-hati kami insyaAllah menjadi tenang, damai. Dan, keadaan hingga menjelang magrib tetaplah sama, mendung. Semuanya berjalan baik, penuh kedamaian hati, dan perasaan kekeluargaan itu pun tumbuh bersemi. Kenangan baru, satu lembaran buku kehidupan saya sudah terisi dengan keindahan dengan kebersamaan sore ini. dan kenangan itu akan tinggal baik, yang lamba laun menjadi kan rindu. Rindu yang akan hadir tiada yang tidak disangka datangnya. Rindu-rindu yang tumbuh akan menyisakkan dada, kenangan-kenangan yang tercipta.
Masih dengan cerita langit mendung sore tadi. setelah segala agenda selesai, saya pamit pulang. Saya memandang langit, mendung tapi terilhat ditengah awan-awan hitam yang seperti berlari itu terdapat cahaya. Cahaya bulan itu tertutupi oleh gumpalan awan-awan hitam hingga beberapa waktu. Saya lalu melanjutkan obrolan dengan teman. Malam ke-dua kalinya saya berbarengan dengannya pulang ke kos masing-masing. Cahaya bulan masih tertutupi gumpalan awan hitam, saya masih memandangnya, tapi sendiri. Kami berpisah diperempatan jalan. jalan raya ramai sekali dengan kendaraan, suara klakson melengkik, memecah lamunan saya dari memandang lampu-lampu dipinggir jalan. untuk kesekian kalinnya, ini adalah takdir yang tak pernah saya bayangkan. Dan ditakdir kesekian ini, saya percaya bahwa yang terjadi hari ini mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi adalah skenario kehidupan saya yang telah tertulis dikitab yang nyata, lauh mahfuzh.
Skenario terbaik yang dituliskan oleh-Nya, dan saya
sebagai pemeran utama diskenario tersebut harus bisa bermain dan melakukan yang
terbaik semaksimal mungkin. Karena pekerjaan yang dilakukan hari ini
mempengaruhi kualitas hidup dimasa mendatang. Maka lakukan yang bisa dilakukan
dengan baik, segera selesaikan, dan berlanjutlah ke pekerjaan lainnya. semoga
Allah yang maha pengasih meridhoi usaha kita. Langit telihat lebih cerah, dan
gumpalan awan-awan hitam mulai berlari menjauh menyisakkan puing-puing hitam
yang menghalangi cahaya. Entah dengan siapapun dan dimana pun kalian melewati
malam hari ini, mungkin bersama keluarga, teman, saudara, sahabat, kekasih
hati, buku-buku, laptop, gadget, atau segelas teh hangat dan beberapa potong
kue kering, saya percaya bahwa kita semuanya sama. Sama-sama memandang langit
yang sama. Langit yang dibumbui oleh gumpalan awan tebal, dan sepotong bulan
yang memancarkan cahaya. Semoga kalian menikmati langit mendung malam ini,
seperti halnya saya menikmati dengan ditemani laptop dan sebotol minuman club
1200 ml.
Malang, 18 juni 2016
#29harimenuliscinta
#ramadhanharike-13
#29harimenuliscinta
#ramadhanharike-13
Komentar
Posting Komentar