#2 Balada Mahasiswa (mau) Semester Akhir

Alhamdulillah keinginan untuk belajar dari salah satu guru terbaik (menurut gue) di akademik  tempat gue sedang menempuh study telah tersampaikan kemarin, beberapa hari yang lalu setelah jam kuliah usai. Awalnya gue nge-rasa banget jadi mahasiswa yang lambat, tak gercep, saat yang lain sedang pusing-pusingnya akan berguru ke siapa sesuai bidang minat untuk tugas akhir, gue malah masih bingung sama bidang minat mana yang akan gue pilih. Saat yang lain udah menghubungi guru yang menjadi pembimbingnya kelak, gue masih ngurus, masih curhatan mengenai apakah akan PKL atau tidak liburan nanti. Saat yang lain sudah punya tempat tujuan PKL, sibuk ngurus proposal ini itu, sibuk dan sibuk lainnya, tapi gue masih di buat bimbang apakah PKL atau tidak. Apa cuman gue yang lambat? Apa cuman gue yang nge-rasa tertinggal gini? Apa cuman gue yang terlalu santai? Ah, ini membuat gue sungguh-sungguh harus belajar banyak.

Karena gue suka bingung, kebanyakan mikir yang tidak-tidak, kebanyakan pertimbangan.
Akhirnya gue mutusin untuk lebih gercep dan sesitif sama sekitar (untuk kebaikan masa depan gue), untuk meminimalisirkan kisah lama itu tak berulang. Hehe.

Kalau boleh jujur, gue sebenarnya belum ngerti-ngerti banget tentang gimana sih kita tahu bahwa sudah ada petunjuk dari Allah terhadap pilihan yang terbaik di antara pilihan lain. Gue mencoba untuk bangun, sholat istikharah minta petunjuk, doa semoga di berikan pilihan yang terbaik, diskusi sana-sini sama kakak tingkat, me-wawancarai mereka. Lalu, keesokan harinya berbagai macam yang gue rasakan, awalnya begitu yakin, lantas seperti ragu-ragu dan berniat memilih yang lain. Jujur gue bingung sekali, apakah petunjuk Allah sudah datang atau belum? Apakah jalan yang terbaik untuk gue yang itu atau selain dua pilihan yang gue risaukan. Berbagai pertanyaan muncul, gimana sih rasanya itu kalau sudah ada petunjuk dari Allah? Gimana hati kita akan merespon petunjuk itu? Apa sih doa yang pas biar Allah gak bingung dengerin doa gue yang mbulaaat seperti bola? Gimana gue bisa memastikan petunjuk itu datang, apakah saat merasakan yakin se-yakinnya dengan pilihan satu atau tumbuh perasaan ragu-ragu terhadap pilihan yang sama.  

Kata orang petunjuk biasanya datang lewat mimpi? Tapi gue gak pernah mimpiin tentang pilihan-pilihan itu hingga sekarang. Kata orang petunjuk itu datang dari sikap seseorang tersebut, terlihat menjengkelkan atau tambah baik? Tapi gue malah sebaliknya, merasakan kebaikan dari pihak lain, pilihan lain. Ada yang bilang kalau petunjuk itu di berinya keyakinan yang luar biasa kepada kita, tapi gue gak merasa yakin terus, bahkan ini yang membuat bingung, adalah terkadang muncul rasa ragu-ragu yang sangat luar biasa pula. Lantas bagaimana gue harus menyikapi ini semua? Apakah petunjuk itu sudah datang, tapi gue aja yang kurang peka?

Sepertinya semua kembali ke diri kita sendiri. 

Mungkin iya, atau mungkin tidak. Dalam sejarah hidup gue, gak ada yang namanya memilih satu diantara beberapa pilihan, lebih tepatnya jarang. Gue terlalu lama berada pada zona lurus dan nyaman. berselimut di balik harta benda kedua orang tua. Gue tahu ini salah, dan harus segera diperbaiki. Gue tahu ini telalu berlebihan, makanya gue harus berubah. Melawan angin, melawan arus, melawan kemalasan, melawan kenyamanaan yang dapat menjerumuskan dalam keburukan dan kemiskinan. Hingga sekarang gue masih bingung sama yang namanya bahwa petunjuk itu sudah datang dan belum setelah berdoa dan ikhtiar. Apa cuman gue yang ngerasa gini?

Memang benar, kayaknya kepekaan hati dan perasaan gue harus ditajamkan lagi, harus lebih sensitif, harus lebih peka tapi jangan sampai baper. Mungkin saat ini gue harus banyak membaca buku, banyak berdiskusi, membuka mata lebar-lebar, membuka telinga lebar-lebar, dan berusaha menutup mulut untuk tak menyakiti orang lain. Mungkin saat ini gue harus mulai  meyakinkan diri untuk percaya dan berusaha memperjuangkan pilihan itu, berusaha positif bahwa itu adalah pilihan yang di tunjukkan oleh Allah. Iya, gue harus mencoba meyakinkan diri gue, memberantas segala keraguan yang muncul, anggap saja bahwa itu memang benar-benar petunjukNya. Mungkin seiring berjalannya waktu gue akan paham sendiri, nanti. Semoga saja.

Setidaknya, dengan apa yang gue rasakan sekarang adalah hal yang tetap harus di syukuri. Gue setidaknya harus berusaha lebih untuk meyakinkan diri gue sendiri kalau pasti bisa menjalaninya. Setiap keraguan itu muncul gue harus bisa mengendalikannya. Perasaan ragu-ragu itu mungkin hanya bisikan tersebab masa depan gue adalah tergantung pada pilihan gue sekarang. Biarpun belum terlalu paham sama petunjuk itu sudah datang atau belum dari Allah, gue tetap harus bersyukur untuk hari ini, untuk perasaan ragu dan yakin, untuk kesempatan bertemu yang lain, kesempatan mendapatkan nasehat dan kesempatan untuk melakukan kesalahan dan kebaikan.

Tulisan ini hanya tulisan biasa dari seorang manusia yang sedang mencari kebenaran dan ingin semakin dekat dengan Rabb-nya. seorang manusia biasa yang suka bingung, yang suka menasehati orang lain padahal diri sendiri butuh banget nasehat orang lain L. Jjika ada yang suka Alhamdulillah, jika ada yang tak suka juga Alhamdulillah. Setidaknya gue bisa merasakan perasaan plong, gitu. hehe

Dan, mohon maaf banget jika ada yang salah dalam kata-kata di atas. Terimakasih banyak sudah bersedia mau berpikir positive saat membacanya. 

Maret, 2017/15

Komentar