Me(n)jadi

Sederhana saja, ia bahagia ketika bis amendengar cerita mereka, keluarganya. Dan benar saja, wajah yang sedari tadi kusut kembali berseri-seri. Rupanya ia sedang rindu.

Sederhana saja, ia bahagia ketika bisa duduk dengan mereka, sahabatnya. Secangkir teh panas baru saja tiba ditengah-tengah mereka. dan, sudah hal umum bahwa ketika perempuan-perempuan berjumpa akan banyak topik ter-bahas tuntas.

Sederhana saja, ia bahagia bisa menghabiskan waktunya sendirian dengan buku-buku baru. Menghabiskan berlembar-lembar, kadang senyum, kadang mikir, kadang nenaki-maki, kadang tertawa, kadang menangis. Serta-merta-ikut dalam alur ceritanya membuat ia betah berlama-lama.

Tiap-tiap orang pernah berada pada perasaan bahagia dan sedih. Ia terlihat selalu bahagia dalam setiap kesempatan. Saat bercakap dengannya, saat berpapasan dengannya, dan saat ia berkumpul dengan teman lainnya. Rasanya, ia selalu terlihat seperti baik-baik saja. Perempuan, apakah mereka akan selalu seperti itu?

 “Boleh ku tahu sedikit saja pendapat mu tentang perempuan ?” Tanyaku suatu waktu.

Ia tersenyum, mengangguk.

“Tiap orang punya penilaian sendiri, dan menurut ku perempuan itu, terlihat anggun ketika ia mampu menjaga dirinya sesuai dengan perintah-Nya. Perempuan terlihat mempesona ketika ia mampu menyembunyikan kegelisahan dan ketakutan dari hatinya di depan orang-orang. Perempuan terlihat menarik ketika ia mampu mengelola perasaannya, agar tak menyakiti orang sekitar. Perempuan itu kompleks, sukar sekali untuk dapat menerka-nerka maksud dari diam atau tingkah lakunya.”

Hening sejenak. Terdengar dengusan nafasnya.

“Perempuan itu kamu, yang sedang mencari tahu tentang perempuan itu sendiri. Perempuan itu kamu, yang sedang menghabiskan waktu dengan buku-buku. Perempuan itu kamu, yang selalu menyukai anak-anak, mengajak mereka bermain, lalu tertawa bersama. Kurang adil bila menganggap semua orang itu sama, jangan sampai. Masing-masing sudah didesain sedemikian rupa, dengan takaran dan komposisi yang pas, Dia-lah Allah yang sudah mengaturnya.”

Aku mengangguk, dan ia selalu terlihat menyenangkan.

“Kamu akan selalu menjadi spesial di mata orang-orang yang selalu menyayangimu. Kamu akan menjadi istimewa untuk orang-orang yang selalu mencitaimu. Sederhana saja keinginan mereka, kamu menjadi bahagia dengan semua yang ada. Karena kamu adalah perempuan, maka jadilah sebaik-baik perempuan yang mencintai keluarga dengan selalu berusaha menjaga apa-apa yang harus dijaga.”

Katanya, lalu diam sejenak.
“dan menjadi perempuan seperti apa, adalah pilihan masing-masing kita. Semoga Allah senantiasa membimbing engkau dalam setiap langkah.” Ia, semoga Allah selalu mempertemukannya dengan orang-orang baik.

 Ramadhan 1438 H, 4 juni 2017


Komentar