Teman Menikah, #ceritarandombag. 4



Dituangkan dalam kata-kata setelah beberapa hari menghadiri acara akad nikahnya Della. Teman yang ku temui lalu menjadi akrab terhitung 2014 lalu sampai waktu yang tidak terbatas.

23 September 2018. Sekitar jam 11 pagi menjelang siang, resmi sudah kau jadi seorang istri. Resmi sudah separuh agama kau jadi genap. Resmi sudah hidup kau akan berubah menjadi lebih berwarna dan membutuhkan pemahaman dan pengertian yang lebih luas lagi sembari mewujudkan hidup berkeluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah. Allahuma Aamiin.

“Saya terimah nikahnya anak kandung bapak, Fatimah Nurkandella dengan mahar… . …… dst”

Dan suara “SAH” dari para tamu undangan, keluarga, kerabat, tetangga menjadi begitu riuh ramai. Seperti pernikahan lainnya yang sempat ku hadiri, pernikahan kau juga ramai, dan selalu ada tawa lucu yang tercipta. Aku ikutan bahagia. Kau juga terlihat sangat cantik. Bagi ku. Dan, tatapan Kak Azzam kepada kau detik-detik menjelang akad itu sangatlah lucu. Kau menjadi fokusannya dan yang lain semacam tidak jelas (blurr). Kau seperti magnet dari tiap mata yang datang untuk dituju. Semacam kaulah yang bercahaya. Dan, detik-detik itu pula alam semesta juga ikutan bersepakat untuk mendoakan kalian, sepakat berbisik untuk menjadikan kau seseorang yang sangat bahagia dan sangat mempesona. Hari yang tak terlupakan. Semoga saja Dell. Aku juga. Menjadi hari yang tak terlupakan.

Lalu, cincin cantik entah siapa yang memilihnya terpasang manis dijari manis mungil kau. Haha. Dan, gelang yang dipergelangan tangan kau juga. Ehm. Proses-proses ini kenapa semuanya bercampur aduk. Tawa bahagia. Lucu. Terharu hingga tampak ingin menangis. Malu-malu. Iya, itu terekam dengan baik dalam pandangan ku. Menyaksikan proses ini, ah rasanya sesuatu ya. Dan aku ga bisa menggambarkannya dengan baik. Yang pasti adalah bahagia. Kau dan kak Azzam yang malu-malu untuk terlihat mesra saat proses foto-foto setelah ijab qabul usai, perlu digoda oleh para ibuk-ibuk dulu baru mau bergandengan tangan. Kak Azzam yang awalnya cool, terlihat tenang tapi tiba-tiba terlihat mengusap titik-titik air yang memenuhi matanya, terlihat ingin menangis terharu. Tapi buat ku, buat ibuk-ibuk dan para tamu yang lain malah terlihat lucu dan menggelikan. Hahaha. Dan tentunya itu semacam momen yang bisa menjadikan para tamu menggoda kalian. Dan kalian kena deh. Kesemuanya cukup menyenangkan dan menghibur. Menjadikan ku berpikir banyak hal, termasuk akan menceritakan momen-momen hari itu.

Cerita perjalanan kau menemukkan kak azzam juga termasuk pembelajaran sih buat yang lain, e aku sih yang merasa dapat pembelajaran dan semacam reminder gitu. Hehe. Singkatnya kalau kata Afgan “Jodoh Pasti Bertemu”. Tidak peduli kau bersama siapa sebelumnya, kau suka siapa sebelumnya, kau berharap siapa sebelumnya, kau bertahan dengan siapa sebelumnya, kau nyaman dengan siapa sebelumnya, kalau memang bukan jodoh ya ga nyatu. Ga bisa jadi teman hidup se-syurga (aamiin). Kocak, jodoh pasti bertemu, Allah yang nentuin, kita yang berencana dan berharap. Wkwkwkwkwkwk.

Barakallahu laka, wa Baraka ‘alayka wa ja ma’a baynakuma fii khayr (mudah-mudahan Allah memberkahi mu, baik ketika senang maupun susah dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan (HR. Abu Dawud).
Aamiin Ya Rabb. Sekali lagi moga-moga jadi pernikahan yang membawa berkah ya. Bahagia selalu. Hehe.

Seperti manusia pada umumnya. Dan, terlebih kaum perempuan. Terkhususnya mereka yang selalu kuat ingatannya tentang masa lalu, yang terkadang menyukai hal-hal lalu untuk digali kembali ingatannya, dan menceritakan kembali kepada yang lain, entah dengan orang yang juga ada dalam kenangan itu dan bisa juga tidak. Aku tak menyangkalnya. Bahwa ingin rasanya berkata berkali-kali kepada kau dan orang-orang yang diruangan saat proses kau dipoles2 cantik,  bahwa waktu melesat tak terkejar. Aku merasa baru kemarin sore kita main ke selecta, foto, makan-makan, cerita, anter kau ke stasiun, atau saat sama-sama di Bima dan jalan-jalan ke air terjun. Itu pertemuan baru kita setelah 2 tahun tidak bertemu. Haha. Dan, juga pertama kalinya aku melihat dan dikenalkan dengan Kak Azzam. Wkwk. Atau yang lebih jauh lagi 2014 lalu, saat ke UM untuk nyari gedung FMIPA, e malah nyasar ga tahu jalan keluarnya, muter-muter tak jelas akhirnya ketemu juga, dan sama-sama kaget setelah sadar kalau itu jalan menuju kosan. Keinget itu mesti ketawa sampe lemes. yaAllah. Polos-polos anak desa masuk kota. Hahahahaaha.

Waktu temu kau, memang tak sesering si Devi. Tapi cukuplah satu-dua kali, yang sedikit lebih baik dan lebih menyenangkan, bagiku. Agar sekali kita temu, maka ada banyak obrolan dan cerita yang bisa dibagikan, sembari ngerujak. Hehehe

MasyaAllah, ya Dell. Tak ku sangka ternyata rencana Allah emang tak tertebak. Hahaha.
Bagaimana pula aku dipertemukan sama kau yang rumahnya dimana, dan aku dimana. Alay. Hahaha. Sempat ku berpikir disepanjang perjalanan pulang dari acara akad nikah kau, adalah tidak akan menjalin pertemanan yang akrab sama yang jauh-jauh. Berteman yang sekadarnya aja. Astaga, jahat banget rasanya. Hahaha. Melewati medan jalan yang nanjak, lalu turunan, dan kiri jalan gunung, kanan jalan malah lautan (Sebaliknya). Allahu. Ditambah kalau inget cerita orang2 yang tidak ada enaknya menggambarkan perjalanan ke rumah kau. Nekat sih. Selain karna mau ke acara spesial kau, ku juga penasaran sama jalanannya. Dan, rasa penasaran itu terjawab sudah. Dan, ada yang memang benar dan juga tidak separah yang diceritkan orang2. Tapi, kalau perjalanan ini diulangin lagi adalah hal yang akan ku pikirkan berulang-ulang. Hahaha.

23 September 2018. Jam 1 siang lewat beberapa menit, aku memutuskan untuk pulang lebih awal. Yang otomatis tidak jadi ikut hadir diperayaan pernikahan kau. Perjalanan pagi tadi menyiutkan keberanian ku untuk pulang seperti yang ku jadwalkan kemarin2 yaitu setelah ashar. Perjalanan pulang yang penuh kehatian-hatian. Sudah tak seberani waktu perjalanan pagi tadi. Medan yang cukup menyiutkan keberanian ku untuk suit-siut-ngeeeeng di turunan ataupun di tanjakkan. Ditambah hujan yang menemani. Lengkap sudah.

Semoga hujan menjadi keberkahan bagi alam semesta dan penghuninya.
Jam lima kurang beberapa menit. Alhamdulillah, masih selamat dan sampai dengan selamat di rumah.
__________________________
Semoga esok langit kita tetap cerah ya.
Salam Hangat untuk kalian semua. Sekian dan terimakasih.
See you di #CERITARANDOM, Bag. 5 ya.
Wassalamualaikum. Bye.

Komentar

  1. Aaaaa ya ampun gak nyangka bisa masuk blog kamu wkwksk.. Makasih oii udah hadir, kehadiranmu berarti banget nul, thankyu untuk pertemanannya yg hangat, untuk cerita lucu yg pernah kita jalani, im so lucky to have you as my bestfriends nul, thankyu so much.. Semoga semua kebaikan khusnul dibalas Allah dengan balesan yg lebih. Khusnul orang baik dan akan selalu dikelilingi orang baik. Aminn

    BalasHapus
  2. Aamiin aamiin Ya Rabb.. Huhuhu. Langgeng yeuh. Kalau nanti ada kabar bahagia yg lain, berkabaaaaaaar atuh

    BalasHapus

Posting Komentar