sebut saja totalitas seorang fotografeeeer dadakan yey.
|
Setelah
blogwalking usai, akhirnya ku putuskan untuk kembali menulis. Menulis apa saja
yang sejak kemarin-kemarin mengganggu dan menumpuk berantakan begitu saja di
kepala juga ke-tidak-tenangan di hati karena belum ada tulisan yang dirasa pas untuk
diupload ke blog. Padahal hari sabtu kemarin adalah jadwalnya. Jadwal untuk
upload. Huft.
Sebenarnya
sudah nulis, cuman tidak tahu kenapa, bahwa tulisan yang ditulis tersebut tidak
hidup, tidak bernyawa, tidak memikat, tidak pas saja rasanya di hati. Padahal
ya itu cuman suara hati sendiri yang mungkin didukung oleh bisikan-bisikan
tidak baik yang ingin mengacaukan rencana keistiqomahan diri ini dalam
tulis-menulis. Ehm. Boleh jadi-boleh jadi. Hahhaha.
E
sebenarnya untuk yang kedua kalinya, ini ku mau nulis apa sih?.
Nah
Bingung.
Ehm
Apa
ya?
Random
saja kali ya?
Tapikan kamis lalu
sudah ada tulisan random yang mau dijadikan bagian 5 dari serial cerita random.
Iya
sih ada. Cuman itu rasanya kok terlalu biasa. Hahaha. Tidak hidup dan tidak pas
rasanya.
Ehm. Ya itukan
pandangan kau aja. Yang baca –kalau pun ada, hahaha- ya bisa jadi mengambil
hikmah dari cerita random kau itu
Duh.
Iya-iya. Aku juga pernah berpikiran seperti itu. Tapi, rasanya tulisan cerita
random bagian 5 kemarin kurang srek.
Berasa ada yang kurang, tapi ku ga tahu kekurangannya apa.
Trus gimana?
Aku
juga ga tahu.
Katanya mau istiqomah
Hmm.
Sedih.
Yaudah sih. upload aja.
Hmmm.
Krik. Krik.
Gapapa. Ya namanya juga
baru belajar. Baru mulai. Baru mencoba.
Hiks
Gapapa.
Mau
nulis yang lain aja deh L
Yah udah. Nulis dah.
Jangan banyakin rencana. Ntar dimakan sama rencana sendiri. Ga jadi-jadi. Tenggelam
dalam rencana ini itu tanpa action.
Hiks.
Gapapa.
Hiks
Ehm. Yaudah, ini
percakapan kita barusan diupload saja. Masa bodoh sama ada yang mau lirik apa
gak. Masa bodoh sama pandangan orang. Masa bodoh dibilang baperan. Curhat kok
di blog.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.
Sedih L
Waduh. Sini alamat
email sama passwordnya. Biar ku bantu uploadkan saja.
_________
Dan,
begitulah akhirnya kenapa tulisan yang tidak tahu ujung-akhirnya ini tersemat
begitu saja di halaman blog, dan tersampaikan kepada kalian semua yang sedang
membacanya hingga dikata paling akhir ini. Titik –belum berakhir deh- wkwkwkkwk.
Dan,
selalu begitu juga. Saat menulis, saat membaca, saat bermain, saat belajar,
saat makan, saat menonton, saat berjalan, saat mengobrol, saat melamun, saat
mencuci, saat memasak, kecuali saat tidur, merasa banyak sekali yang diobrolkan
dan dipikirkan dalam diri ini. Suka lelah dan capek sendiri. Dan orang-orang
dekat sering menjadi pelampiasan. Hahaha. Rasanya percakapan antara hati dengan
pikiran itu ga ada habisnya. Kenapa juga semua dipikirkan. Kenapa juga semua
dirasakan. Kenapa juga semua disimpen sendiri saja. Kenapa juga ada
begini-beginian. Whahhh. Udah jauh kemana-mana. Baiklah. Baiklah. Akhiri saja
tulisan random tak jelas ini dengan ucapan terimakasih karena sudah membacanya
hingga selesai.
Dan,
terimakasih kepada mas azhar nurun ala atas tulisan-tulisan lewat blognya yang
penuh gizi tinggi dan mempengaruhi mood anak manusia satu ini yang sejak tadi
tidak menemukan ide untuk menulis.
Bener.
Bahkan tulisan ini dirasa lebih hidup dibandingkan tulisan-tulisan sebelumnya
yang udah ditulis dengan rapi dan penuh kesadaran. Hahahah
Menguntip
tulisan mas azhar, tentang kutipan dari salah satu penulis terkenal, yang
sampai sekarang pun belum dituntaskan satu buku beliau yang di baca oleh ku.
Sedih.
‘Mulailah dari apa yang kita
tahu, kita lihat, kita rasa’. Oleh
DEE, yang disampaikan saat wawancara
tentang kepenulisan. Begitulan yang tertuang dalam cerita mas azhar nurun ala
di azharologia.com
Komentar
Posting Komentar