Diam-diam



Kau tahu sikap itu tidak baik
Kau tahu sikap itu hanya sia-sia
Kau tahu sikap itu definisinya tidak pernah sederhana
Kau tahu bahwa diri kau baru tahu kemarin.

Diam-diam.
Siapa dirinya yang membuat kau diam-diam tersenyum disaat yang tak pernah disangka kapan dan dimana.
Siapa dirinya yang membuat kau diam-diam menjadi malu sendiri dan terkadang salah tingkah di saat ramai dengan karib yang lain.
Siapa dirinya yang membuat kau diam-diam menulis berlembar-lembar tentang banyak hal, dan secara sadar kau menjadikan dirinya adalah toko utama.
Siapa dirinya yang membuat kau juga diam-diam menangis karena yang diinginkan tak menjelma jadi nyata.
Siapa dirinya yang membuat kau diam-diam mengagumi sosok baru karena dirinya juga mengagumi.

Diam-diam.
Kau, yang diam-diam tak pernah habis merangkai kata demi kata, jadi kalimat-kalimat, hanya tentang uraian yang kau simpan kepada dirinya.
Kau, yang diam-diam tak pernah menyerah untuk melerai satu persatu simpul yang tak terdefinisikan.
Dan, dirinya entah akan bagaimana nantinya, tapi yang ku tahu kau masih diam-diam menyimpan kenangan itu.
Dan, kau tidak pernah sendirian dalam kasus diam-diam ini.
Aku juga.
Diam-diam.
Seperti kau.
Yang dilakukan kepada dirinya.
Selama kau kuat.
Aku pun juga.

Diam-diam.
Hai, kau.
Terimakasih untuk mengajarkan kepada ku tentang arti diam-diam konyol dan berlebihan yang telah kau lakukan padanya.
Tapi, bodohnya aku. Masih saja ikut-ikutan diam-diam layaknya, kau.

Diam-diam.


Komentar