Selalu ada orang baik yang ditemui, walaupun
terkadang harus melewati orang-orang yang tidak baik terlebih dahulu. Tenang,
selama di dalam hati kita percaya bahwa ada yang mengendalikan semesta seluas
tak terkira ini, selama itu pula akan selalu ada jalan keluar.
#ceritanya di mulai.
Ketika tarawih baru 4 rakaat,
biasanya sambil mengistrahatkan diri sekalian duduk santai barang 5 menit, hp
di atas tempat tidur segera diambil. Kabel cas dilepas. Jari-jari segera menari
diatas layar benda persegi empat yang udah mulai terasa berat karena kebanyakan
aplikasi sama foto2. Kayaknya. Segera meluncur ke whatsapp.
Ada pesan baru.
"Nul, bukunya udah selesai
dibaca?"
"Belum, Sar."
"Oh, yaudah gapapa."
Dengan penuh kebahagian,
"motorku udah membaik loh." karena sebelumnya Si Motor rewel yang
mengakibatkan rencana kami untuk masak-masak gagal alias masih dalam tahapan
wacana.
"Aku besok pulang,
Nul." balasannya yang seketika itu juga langsung spechless. Hahah. Spechless
karena semua rencana bikin donat, ke splendid jadinya hanya rencana.
Waduh.
"Jam berapa besok, Sar."
3kali bolak-balik nanyain jam balik besok gak segera dibalas.
Gemes juga.
Tapi akhirnya dibalas sih. Haha
"Jam 5 subuh, Nul."
Hm. Rencana balikin buku jam 7
pagi besok bukan waktu yang tepat. Segera hp itu diletakkan kembali di atas
tempat tidur. Lanjutin tarawih dulu, lalu langsung keluar. Balikin bukunya yang
dipinjem tapi belum sempat terbaca. Haha.
Berangkatlah. Jam 8 malam keluar
rumah. menangis terharu, haha, untuk kali pertamanya lagi keluar malam-malam
setelah sebulan lebih gak pernah keluar malam.
Setibanya di kosan, Sari tepat
sekali keluar.
"Temanin isi bensin, Sar."
Hore, dia mau dan segera ke dalam
lagi buat ambil helm dan masker.
Perjalanan lancar. Cerita-cerita
di motor. Jalanan untuk ukuran lagi kondisi social distancing memang lumayan
ramai. Kecepatan satu kendaraan dan kendaraan lain tidak selawwww alias ngebut
ngebut serrrrr. Maklum, kadang godaan pengendara atau pengemudi adalah jalanan
sepi. Bertanda bisa lari wuss wesss wisss.
Motorku membaik setelah beberapa
hari kemarin rewel. Ia membaik dengan segala drama yang ada. Nanti ah,
ceritanya nanti di part 2 habis ini. Haha. Soalnya agak lucu juga. Atau emang
aku yang gak pernah serius menanggapinya ya. Jadi, yang serius aja masih
dianggap lucu. Gimana ini kalau ada yang serius beneran ke rumah tapi aku
nyebutnya itu lucu. Haha. Ngawurkan. Dah dah dah. Kembali ke cerita awal.
Pom bensin sepi. Gak seramai
biasanya.
"Nyari jajan ya."
Seruku pada Sari yang dibalas dengan persetujuan "okey"
Segeralah melajukan motor dengan
kecepatan sedang. Eskrim di salah satu swalayan dekat pom bensin adalah tujuan.
Setibanya di sana eh rupanya udah tutup.
Lanjut. Nyoba nyari di tempat
lain. Perjalanan lancar-lancar. Lebih tepatnya orang-orang yang berada dari
arah belakang dan dari arah depan berlawanan arah dengan kami. Semua tampak
baik-baik saja. Kamipun cerita-cerita. Hingga, semua itu terjadi dengan dadakan.
Gawat.
Aku mulai khawatir.
"Sar, gawat. Kayaknya
motorku rewel lagi nih."
"Iya, Nul. Kesendat-sendat
loh. Waduh."
Beberapa menit kemudian.
Tut tut tut tut. Si Motor beneran
mogok. Mogok yang sama kayak beberapa hari yang lalu. Padahal udah di servic.
Sedih? Enggak. Senang rasanya. Karena mau sedih juga gak bakal nyala juga sih Si
Motor. Ya udah. Senang. Senang yang dengan alasan gak ada yang mustahil, ini
motor besok juga ke bengkel lagi, malam ini aku sama Sari juga bakal tetap
balik ke rumah. Cuman, caranya, caranya yang agak sedikit ruwet.
Motor mogok. Malam-malam. Di
depan cafe. Jalanan ramai. Hatiku, biasa dan jatuhnya senang.
Hal konyol kesekian yang akan
dilewati malam ini. Aha. Gak sendirian, ada Sari. Biar dah, sekalian jadi momen
jalan-jalan dan bahan cerita atau bahan kenangan untuk dikenang besok-besok.
Setiap tempat, orang, yang
ditemui, adalah tempat kita memperoleh pelajaran. Entah melalui dengan cara dan
hal baik, atau sebaliknya. Sama saja, itu semua tetap yang namanya
pembelajaran. Begitu pula dengan malam ini, di mulai dari cafe tempat Si Motor
mogok, mas-mas yang bantu dorongin sampai ke bengkel yang membuat jarak kami
dengan kosan Sari makin jauh aja tapi melalui kami berdua (ea) Si Mas nya
mungkin dan semoga dapat catatan kebaikan dari malaikat karena sudah membantu
kami hehehhe, ketemu bapak-bapak di bengkel yang pada akhirnya Si Motor gak
bisa ditanganin karena keburu malam mood buat ngebongkar juga udah mendekati
nol alias muaaaalesiiiin banget. Aku jadi bapak2 bengkel juga sih bakalan gitu,
oi malesin ngurusin motor mogok malam-malam. Haha.
Bapaknya baik, masih menerima dan
meriksa dikit2. Aku udah gak berharap banyak memang. Berharap banyaknya sama
kamu doang sih. Eh. Balik kanan ke cerita awal. Oke.
Kami pun pulang. Tuh kan. Kami
tetap akan bisa pulang karena gak ada alasan gak bisa pulang sekalipun motor
mogok. Bapak-bapak bengkel malah nawarin motor dititip aja dulu. Pikir-pikir,
akhirnya memutuskan untuk membawa pulang aja deh. Kasian Si Motor kesayangan
harus menginap di rumah orang. Aku Gak bisa tidur jadinya ntar.
Ojek online bekerja. Ya.
Orderan pertama si bapak gak mau
bantu dorong. Huhu. Gak sedih sih. Wajarlah. Bapaknya nyari duitkan ya bukan
nyari orang untuk dibantuin. Haha.
Pesan lagi deh satu ojek khusus
yang dorongin motor mogok doang. Alhamdulillah, selalu ada jalan memang
walaupun dibelokkan dulu.
"Bisa, Mbak. Kosannya
jauh?"
"Dekat kok, Mas"
"Oh. Bisa. Bisa"
Terimakasih banyak mas ojek
online. Seruku dalam hati. Kalau diketik malas ah. Ntar jadi panjang obrolannya
sama mas ojek online. Hahaha. Lagi malas basa basi karena lagi senang. Kadang
melakukan hal konyol ginian adalah sebuah sumber kebahagian dan kerecehan yang
menyenangkan dan susah lupa.
Meluncur malam-malam dengan
kekuatan dorongan dari mas ojek online. Wushhhh wusshhhh wushhhhh kenceng pula.
Seru. Haha.
Sari balik duluan. Dia dianter
mas ojek online satunya. HPnya ditinggal, aku megang bentar buat mesen ojek online
karena lagi malas isi paket. hehe. Setibanya di depan kos, dia sedang menunggu
rupanya. Ealah. Sosweet. Haha.
Selama perjalanan
dorong-mendorong Si Mas ojek online berisik banget dah. Heeeheh.
"Mbak, pinggir ya mbak.
Pinggir. Jangan ke tengah" ini adalah peringatannya yang berulang kali.
"Iya, ya, Mas" balasku.
"Ini juga udah pinggir. Mana saya ke tengah" suara hati doang. Gak
dikeluarkan. Mampus kalau keluar. Gagal nyampe kosan itu mah.
Alhamdulillah. Semuanya selamat
sampai rumah masing-masing.
Makasih, Sar. Aku gak mau minta
maaf karena mengajak dan menjebak dirimu ke hal konyol tersebut. Heheh.
Ekspetasi can relate.
Dalam perjalanan menuju ke kosan Sari sebelum insiden Si Motor mogok adalah nyampe swalayan beli eskrim, trus di makan di sana sambil ngobrol apaajalah, trus balik kosan, trus aku balik rumah. Semuanya menjadi wacana lagi.
Dalam perjalanan menuju ke kosan Sari sebelum insiden Si Motor mogok adalah nyampe swalayan beli eskrim, trus di makan di sana sambil ngobrol apaajalah, trus balik kosan, trus aku balik rumah. Semuanya menjadi wacana lagi.
Rupanya can't relate.
Nanti,
cerita ini mungkin akan ditemui di tempat lain. Sssstttttt, jangan bosan untuk
dibaca lagi ya. Malam ini adalah hal terbaik yang jadi bagian unforgotable
moment yang besok-besok akan dirindukan.
23.22 WIB.
Malang,
13 Mei 2020.
dengan penuh hormat,
Komentar
Posting Komentar