Ceritanya: Si Kesayangan Ngambek #1


Selalu ada orang baik yang ditemui, walaupun terkadang harus melewati orang-orang yang tidak baik terlebih dahulu. Tenang, selama di dalam hati kita percaya bahwa ada yang mengendalikan semesta seluas tak terkira ini, selama itu pula akan selalu ada jalan keluar.

#ceritanya di mulai.

Ketika tarawih baru 4 rakaat, biasanya sambil mengistrahatkan diri sekalian duduk santai barang 5 menit, hp di atas tempat tidur segera diambil. Kabel cas dilepas. Jari-jari segera menari diatas layar benda persegi empat yang udah mulai terasa berat karena kebanyakan aplikasi sama foto2. Kayaknya. Segera meluncur ke whatsapp.
Ada pesan baru.
"Nul, bukunya udah selesai dibaca?"
"Belum, Sar."
"Oh, yaudah gapapa."
Dengan penuh kebahagian, "motorku udah membaik loh." karena sebelumnya Si Motor rewel yang mengakibatkan rencana kami untuk masak-masak gagal alias masih dalam tahapan wacana.
"Aku besok pulang, Nul." balasannya yang seketika itu juga langsung spechless. Hahah. Spechless karena semua rencana bikin donat, ke splendid jadinya hanya rencana.
Waduh.
"Jam berapa besok, Sar." 3kali bolak-balik nanyain jam balik besok gak segera dibalas.
Gemes juga.
Tapi akhirnya dibalas sih. Haha
"Jam 5 subuh, Nul."
Hm. Rencana balikin buku jam 7 pagi besok bukan waktu yang tepat. Segera hp itu diletakkan kembali di atas tempat tidur. Lanjutin tarawih dulu, lalu langsung keluar. Balikin bukunya yang dipinjem tapi belum sempat terbaca. Haha.

Berangkatlah. Jam 8 malam keluar rumah. menangis terharu, haha, untuk kali pertamanya lagi keluar malam-malam setelah sebulan lebih gak pernah keluar malam.

Setibanya di kosan, Sari tepat sekali keluar.
"Temanin isi bensin, Sar."
Hore, dia mau dan segera ke dalam lagi buat ambil helm dan masker.

Perjalanan lancar. Cerita-cerita di motor. Jalanan untuk ukuran lagi kondisi social distancing memang lumayan ramai. Kecepatan satu kendaraan dan kendaraan lain tidak selawwww alias ngebut ngebut serrrrr. Maklum, kadang godaan pengendara atau pengemudi adalah jalanan sepi. Bertanda bisa lari wuss wesss wisss.

Motorku membaik setelah beberapa hari kemarin rewel. Ia membaik dengan segala drama yang ada. Nanti ah, ceritanya nanti di part 2 habis ini. Haha. Soalnya agak lucu juga. Atau emang aku yang gak pernah serius menanggapinya ya. Jadi, yang serius aja masih dianggap lucu. Gimana ini kalau ada yang serius beneran ke rumah tapi aku nyebutnya itu lucu. Haha. Ngawurkan. Dah dah dah. Kembali ke cerita awal.

Pom bensin sepi. Gak seramai biasanya.
"Nyari jajan ya." Seruku pada Sari yang dibalas dengan persetujuan "okey"
Segeralah melajukan motor dengan kecepatan sedang. Eskrim di salah satu swalayan dekat pom bensin adalah tujuan. Setibanya di sana eh rupanya udah tutup.
Lanjut. Nyoba nyari di tempat lain. Perjalanan lancar-lancar. Lebih tepatnya orang-orang yang berada dari arah belakang dan dari arah depan berlawanan arah dengan kami. Semua tampak baik-baik saja. Kamipun cerita-cerita. Hingga, semua itu terjadi dengan dadakan.

Gawat.

Aku mulai khawatir.
"Sar, gawat. Kayaknya motorku rewel lagi nih."
"Iya, Nul. Kesendat-sendat loh. Waduh."
Beberapa menit kemudian.
Tut tut tut tut. Si Motor beneran mogok. Mogok yang sama kayak beberapa hari yang lalu. Padahal udah di servic. Sedih? Enggak. Senang rasanya. Karena mau sedih juga gak bakal nyala juga sih Si Motor. Ya udah. Senang. Senang yang dengan alasan gak ada yang mustahil, ini motor besok juga ke bengkel lagi, malam ini aku sama Sari juga bakal tetap balik ke rumah. Cuman, caranya, caranya yang agak sedikit ruwet.

Motor mogok. Malam-malam. Di depan cafe. Jalanan ramai. Hatiku, biasa dan jatuhnya senang.
Hal konyol kesekian yang akan dilewati malam ini. Aha. Gak sendirian, ada Sari. Biar dah, sekalian jadi momen jalan-jalan dan bahan cerita atau bahan kenangan untuk dikenang besok-besok.

Setiap tempat, orang, yang ditemui, adalah tempat kita memperoleh pelajaran. Entah melalui dengan cara dan hal baik, atau sebaliknya. Sama saja, itu semua tetap yang namanya pembelajaran. Begitu pula dengan malam ini, di mulai dari cafe tempat Si Motor mogok, mas-mas yang bantu dorongin sampai ke bengkel yang membuat jarak kami dengan kosan Sari makin jauh aja tapi melalui kami berdua (ea) Si Mas nya mungkin dan semoga dapat catatan kebaikan dari malaikat karena sudah membantu kami hehehhe, ketemu bapak-bapak di bengkel yang pada akhirnya Si Motor gak bisa ditanganin karena keburu malam mood buat ngebongkar juga udah mendekati nol alias muaaaalesiiiin banget. Aku jadi bapak2 bengkel juga sih bakalan gitu, oi malesin ngurusin motor mogok malam-malam. Haha.

Bapaknya baik, masih menerima dan meriksa dikit2. Aku udah gak berharap banyak memang. Berharap banyaknya sama kamu doang sih. Eh. Balik kanan ke cerita awal. Oke.

Kami pun pulang. Tuh kan. Kami tetap akan bisa pulang karena gak ada alasan gak bisa pulang sekalipun motor mogok. Bapak-bapak bengkel malah nawarin motor dititip aja dulu. Pikir-pikir, akhirnya memutuskan untuk membawa pulang aja deh. Kasian Si Motor kesayangan harus menginap di rumah orang. Aku Gak bisa tidur jadinya ntar.

Ojek online bekerja. Ya.

Orderan pertama si bapak gak mau bantu dorong. Huhu. Gak sedih sih. Wajarlah. Bapaknya nyari duitkan ya bukan nyari orang untuk dibantuin. Haha.

Pesan lagi deh satu ojek khusus yang dorongin motor mogok doang. Alhamdulillah, selalu ada jalan memang walaupun dibelokkan dulu.
"Bisa, Mbak. Kosannya jauh?"
"Dekat kok, Mas"
"Oh. Bisa. Bisa"
Terimakasih banyak mas ojek online. Seruku dalam hati. Kalau diketik malas ah. Ntar jadi panjang obrolannya sama mas ojek online. Hahaha. Lagi malas basa basi karena lagi senang. Kadang melakukan hal konyol ginian adalah sebuah sumber kebahagian dan kerecehan yang menyenangkan dan susah lupa.

Meluncur malam-malam dengan kekuatan dorongan dari mas ojek online. Wushhhh wusshhhh wushhhhh kenceng pula. Seru. Haha.

Sari balik duluan. Dia dianter mas ojek online satunya. HPnya ditinggal, aku megang bentar buat mesen ojek online karena lagi malas isi paket. hehe. Setibanya di depan kos, dia sedang menunggu rupanya. Ealah. Sosweet. Haha.

Selama perjalanan dorong-mendorong Si Mas ojek online berisik banget dah. Heeeheh.
"Mbak, pinggir ya mbak. Pinggir. Jangan ke tengah" ini adalah peringatannya yang berulang kali.
"Iya, ya, Mas" balasku. "Ini juga udah pinggir. Mana saya ke tengah" suara hati doang. Gak dikeluarkan. Mampus kalau keluar. Gagal nyampe kosan itu mah.

Alhamdulillah. Semuanya selamat sampai rumah masing-masing.

Makasih, Sar. Aku gak mau minta maaf karena mengajak dan menjebak dirimu ke hal konyol tersebut. Heheh.

Ekspetasi can relate.
Dalam perjalanan menuju ke kosan Sari sebelum insiden Si Motor mogok adalah nyampe swalayan beli eskrim, trus di makan di sana sambil ngobrol apaajalah, trus balik kosan, trus aku balik rumah. Semuanya menjadi wacana lagi.
Rupanya can't relate.

Nanti, cerita ini mungkin akan ditemui di tempat lain. Sssstttttt, jangan bosan untuk dibaca lagi ya. Malam ini adalah hal terbaik yang jadi bagian unforgotable moment yang besok-besok akan dirindukan.

23.22 WIB. 
Malang, 13 Mei 2020.

dengan penuh hormat, 

@khusnuulkhatimahh 

Komentar