Jeda. #aletter


Menepi dari keramaian,
Membenamkan diri.

Terkadang, yang dibutuhkan bukan sebuah quote atau motivasi atau lantunan musik juga sebuah indra pendengar dari seseorang yang baik juga pandai dalam hal itu, tapi lebih sederhana.
Membasahi bagian-bagian tertentu anggota tubuh, menggelar kain bersih, mengarah ke sebuah bangunan kotak berwarna hitam nan jauh di ujung barat sana, ya, arah kiblat, berpakaian rapi dan wangi, lalu sujud melaksanakan 2 rakaat.

Percayalah, masalah dan kegundahan hatinya tidak akan selesai saat itu juga. Tidak akan. Tapi, ada sesuatu dalam diri yang tak terjangkau untuk dikendalikan, hati, yang awalnya kacau, berubah jadi lebih damai, tenang, layaknya batang tenggorokan lagi kering-keringnya lalu dibasahin oleh air dingin. Segar sekali, bukan?. Satu dua butir ide atau solusi bisa saja bermunculan, yang sebelumnya tadi terasa begitu buntu juga menjengkelkan.

Pesan lainnya, Tuhan sudah rindu suara rengekan doa dan mohon ampunnya dirimu, yang tidak sempat bermunajat padaNya karena sedang sibuk dengan urusan tak berujung selesai. Mengulang lagi, lagi, dan lagi aktivitas yang boleh jadi itu-itu saja.

Sering, ingat kepadaNya, tapi hanya begitu saja, rutinitas menggugurkan kewajiban. Tak ada rasa. Tak ada jiwa.

Komentar

Posting Komentar