Keluarga Cemara (1)


Sore-sore, pas keluar kamar langsung di sodorin satu kardus air mineral. Sodorinnya pake kata-kata dan telunjuk, menunjuk tempat kardus tergelatak.

"Waoh. Ini dalam rangka apa nih? Banyak amat!" komentarku sambil liat kardus dan isinya.
"Ya buat diminum. Maklum, ada yang ga biasa minum air masak biasa." jawaban Ibu.
"Lah, kan nanti juga lama-lama biasa, Bu. Repot-repot, ih." seruku sambil buka tutup botol air mineral, lalu meneguknya. SEGEEEEER POLLLL. Repot-repot komentarku, tapi dalam hati senang.
"Ya. Kasian liat kamu. Minumnya gak berselera berhari-hari."

Jadiiiii. Singkat cerita. Wqwq. Singkatnya, orang-orang rumah terutama Pak Haji biasanya ngonsumsi air yang di masak sendiri di rumah. Kalau minum air mineral siap jadi (yang dijual-jual itu) malah gak cocok. Bakal sakit perut berhari-hari. Bukan lagi masalah hilangnya rasa haus dan dahaga kayak anak-anaknya.

Kebalikan banget samaaaaaa anak-anak cewenya. Hahaha. Yang kalau minum air mineral bakal hilang rasa haus dan dahaganya. Sedangkan, minum air yang di masak sendiri gak bisa menghilangkan rasa haus dan dahaga. Kenyang karena minum. Perut gembul berisi air banyak tapi masih tetap aja haus dan dahaga. Gak sampai sakit perut, untungnya!.

"Ibu cerita ke Aji-mu. Bilang, kamu gak bisa minum air yang dimasak. Kasian." Ibu ngejelasin.
Aku menatap beliau sambil mengangguk. YaAllah. Gak minta padahal. Tapi, berusaha memenuhi keinginan anaknya. Duh.

"Ibu bilang untuk nyari ke pasar di kota."
"Pasar biasa dekat kantornya gak ada?"
"Ya ada mungkin tapi karena pas mau ke kota, jadi Ibu saranin belikan sekalian satu kardus. Ya, pulang-pulang bawa ini tadi siang."
"Astaga. Mantap. Padahal loh biasa aja. Hehe." Sebagai anak yang tak biasa bermellow SWEEEET gitu sama Ibu, sama Aji, dan yang lainnya, jadilah ngejawab seperti ngejawab kalau lagi ngobrol sama teman. Emang gak sopan :( tapi, kalau gak gitu, jatuhnya Krik krik krik apaaaaan gitu. Jadi canggung. Jadi diam-diam. Dibawa serius, malah krik krik. Ya gitulah. Semogaaaa paham ya. Gak juga gak apa-apa kok. Hihihiii.

Rata-rata, anak-anaknya bakal memberikan Jawaban atau komentar ala-ala sedang ngobrol santai dengan teman. Tapi, kita nyimpulinnya sebagai bentuk bahasa cinta dan terharunya kami pada semuaaaaaaaaaaa rencana mereka berdua :((( yaAllah.

Memang sih, pada hari-hari pertama nyampe rumah, habis minum sering ngeluh ajaaaaa gak bisa hilang rasa haus dan dahaganya. NGELUHHHHH AJAAAA TUH DEPAN IBU DOANG SAMA KAKAK, SAMA AJI KAGAK. Sok sok an bisa minum dan menikmati air minum yang dimasak sendiri.

Soalnya. Kebiasaan memang sih. Kalau sekali cerita, atau ngeluh, atau pengen sesuatu dan itu Aji denger, maka besok-besok yang di mau akan ada. Akan dibelikanlah. Akan dicarikanlah. Akan digantikan dengan yang lain. Jadi, tipe-tipe yang dengar tanpa peduli keliatannya, tapi dipikirkan terus dan dicari. Tanpa banyak komentar.

Ada yang samaan juga? Aku rasa (sok-sok-an merasa, hehe) masing-masing orangtua punya bahasa cinta masing-masing. Dan, itu unik-unik yang bikin melting melelehhhhhh hatiiii...

Sabtu depan lagi yaaaa ceritanyaaa. Haha. Masih berbau-bau bentuk bahasa cinta keluarga ke anggota keluarga yang lain.

Daaahhhhhhhhh



Komentar