Maaf ya, Wahai Diri. #aletter

Baru kemarin memulai bersua
Menyapa, kata per kata
Menguraikan, kalimat per kalimat
Sadarku baru bertamu, ternyata, hari-hari yang dilewati berlimpah-limpah riang.

"Oh, begini ya rasanya punya kelegaan hati."
Setelah syukur-syukur itu berulang kali diajak bersahabat
Setelah sabar-sabar dirangkul sukarela juga paksa agar membersamai langkah
Setelah ucap-ucap berterimakasih pada seluruh diri sebab telah berjuang
Setelah rangkaian ekspresi sumringah kepada berbagai rupa yang ditemui

Maaf ya, wahai diri
Jauh sekali langkah ini telah dilakukan
Sangat berjarak jiwa ini dengan Dia bersebab mengembara, mencari
Dan lupa terlalu lama tinggal

Maaf ya, wahai diri
Tidak ingin berjanji
Hanya ingin bertekad
Tak akan membiarkan diri melangkah, mengembarakan jiwa, dan lupa untuk selalu melibatkan Dia

Tuhan, ridhokan.
Sebagaian dari 99 Sifat-Sifat-Mu.
Ar- Rahman, Ar-Rahiim, selalu dilantunkan oleh diri seorang yang masih meluap khilafnya, bahkan dalam tiap tarikan napas. Sejak 24 tahun lalu, hingga tak diketahui umur berbilang hingga berapa.


Komentar