Edisi Senin: Menerjemahkan Ribut Di Kepala Tentang Hari Senin

Foto yang tidak nyambung dengan ceritanya :)
Bangun-bangun, dapat notif like di IG. Agak heboh (buat diri sendiri) karena salah satu potingan tersebut hampir setengahnya dari akun-akun yang gak dikenal, otomatis ga saling follow-followan. 

Agak norak kali ya tapi beneran bertanya-tanya, ini yang like ada di tahun 2020, atau beberapa bulan setelah terposting, beneran baca sampai selesai apa kebetulan lewat di explore sesuai dengan tagarnya ya? Haha. Agak pesimis kalau kalau cuma dilike. Tapi, juga sangat berharap dibaca sampai habis. Walaupun hanya tulisan begitu saja. Yang jauh dari sempurna. Yang aku, kalau mau baca-baca ulang agak geli sendiri. Hehehe. Ini ngambil perbandingan dengan postingan2 yang lain. Huhu. Juga bukan berdasarkan perbandingan dengan akun-akun lain, akun kamu, yang mungkin lebih keren :). Huwah, ibarat kalau lagi kepengen banget makan bakso favorit, eh tiba-tiba dibawain. Nah, rasa senangnya tuh kayak gitu. Hehe.

Next...

Sebuah awal baik untuk hari senin setelah long weekend. Dan, hari ini, semuanya berjalan dengan tenang juga minim konflik atau kesusahan. Alhamdulillah Tsuma Alhamdulillah. Di tempat kerja, tiba-tiba ada yang berbaik hati, berbagi rezeki dengan dua kotak brownies quality premium yang benar-benar lezat. Perut yang sebelumnya diisi dengan sarapan (nasi daging), sekitar jam 9an diisi dengan brownies (lagi). Ah, nikmat. 

Memulai aktivitas dengan menuliskan to do list pekerjaan yang akan dikerjakan hari itu sangat membantu agar tidak melenceng atau keganggu dengan hal lain. 4 point penting yang akan dikerjakan, dan semuanya diijinkan Allah selesai. 

Pekerjaan selesai, dan hati tenang. 

Diselingi oleh chit-chat dengan rekan kerja yang lain, menambah keseruan menjalani hari.

Aku, kamu, dan sesiapa pun di luar sana, selalu dan akan menjalani kehidupan yang menyenangkan entah berapa kali dalam seminggu. Sehabis itu, akan ada hari yang tak menyenangkan lagi. Selang-seling. Entah berapa lama takdir kedua waktu tersebut bertahan. Pastinya, tidak selamanya. Kamu juga pasti tahu hal tersebut sebab mengalaminya, melewatinya, bahkan mungkin sering.

Dari atas sampai di kata ini, maaf ya jika acak-kadul antar kalimat satu dengan kalimat lain. Hehe. Aku hanya ingin bilang, terimakasih sudah bertahan hingga saat ini. Hehe. Terimakasih banyak. Selamat melanjutkan apa-apa yang sedang dikerjakan. Semangat ya. Kalau capek, istrahat. Kalau lapar, makan dulu baru otak diajak mikir lagi. Kalau kecewa, berdiam diri dulu gapapa menikmatinya. Kalau ingin leha-leha, yo lakukan, setelah dirasa cukup, bangkit lagi. 

Jadi panjaaaaang betul ini. Bertahan ya 💛


Komentar