Semuanya Atas Kesadaran Penuh. #prosa #rabu

Foto oleh Vivi
-----------
Aku perlu bekerja sama dengan jari-jariku. Berolahraga ringan dengan sebuah benda mati tapi mewarnai kehidupan pemiliknya. Handphone.
Sumber informasi terbaru satu-satunya yang kumiliki untuk sekedar tahu, bahwa kamu masih di Bumi.
Mataku was-was memperhatikan satu persatu nama yang tertera.
Ceritamu hari ini.
Tak akan dibiarkan terlewat begitu saja.

Apakah yang akan dilihat?
Apakah sepasang raket dan bola yang nampaknya baru saja selesai dipakai untuk olahraga?
Mungkinkah bahasa rindumu dalam bentuk prosa-prosa?
Atau tentang menu makanan yang akan kamu santap sebelum belajar? 
Atau tulisan judul buku yang sedang dibaca?
Atau, jangan-jangan potret kebahagian dengan yang lain? 
Apapun itu, aku selalu menyempatkan mengintipnya.
Ada kebahagian tersendiri, sebab setidaknya nan jauh di sana kamu baik-baik saja.
Setidaknya, aku tahu itu.

Aku tidak perlu dicemaskan. 
Ya walaupun memang kamu tidak akan mencemaskan apa-apa.
Apalagi itu adalah aku.

Aku tidak akan kenapa-kenapa.
Percayalah. 
Jauh sebelum memutuskan melakukan semuanya.
Sudah kuajak seluruh hati dan tetangga dan seisinya untuk berdamai, lebih awal.
Untuk berdamai, lebih awal. 

Komentar