Review Tipis-Tipis Teman Perjalanan Tahun 2020. #ngoceh2021

Bandung Planning Gallery, Bandung. Kota pertama yang masuk list untuk dikunjungi 2020. 

Lama tidak bersua…

Hai. Bertemu lagi di lembaran digital berwarna ungu ini setelah 2 bulan lebih merehatkan diri. Ehehe. Sebetulnya sempat terpikirkan beberapa tema yang mau ditulis, hanya saja, terlalu banyak pikir membuat semuanya menjadi wacana. Hm.

Tahun 2020 rasanya menjadi tahun terbaik saya bersama buku-buku. Layaknya orang-orang pada umumnya, yang setiap awal tahun selalu menyempatkan untuk membuat target-target yang akan dicapai selama kurung waktu 365 hari ke depan, saya pun demikian, membuat target-target. Saya membuat beberapa target di awal tahun 2020, salah satunya membaca buku. Jika tahun 2019 hanya mampu 12 buku dan pencatatan yang tidak rapi, maka tahun 2020 menambahkan jumlahnya menjadi 20 buku sekaligus dirapikan catatannya. Saya tahu bahwa kegemaran membaca ini tidak serta merta difasilitasi sejak kecil, sehingga berefek pada lambannya mengenal literasi, dan di usia yang bukan lagi remaja tanggung ini saya mencoba dan memulai terbiasa dengan buku-buku. Di mulai dari buku-buku ringan dan genre apa saja. Jadilah tahun ini, novel masih mendominasi. Apa kata orang? dimulai dengan langkah kecil dan mudah terjangkau. Yes. I do.  

Nah, biar gak panjang-panjang mukadimahnya, mari kita langsung aja dah ke review tipis-tipis dan histori singkat beberapa buku yang menjadi teman saya menjalani 365 hari di tahun 2020. Sssstttt, sekalian saya selipkan akun instagramnya para penulis, juga memberikan nilai. Woho. Lets Gooooo!!!

1.       Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta Oleh Alvi Syahrin @alvisyhrn (8,5/10). Buku pertama yang dibaca, Maret 2020, di Bandung. Buku dengan model kumpulan cerita meninggalkan kesan hangat lewat kisah-kisah yang dituturkan oleh penulisnya. Karena bentuknya adalah kumpulan cerita, kita akan menemukan berbagai macam kisah dan pesan. Yang membuat pembacanya jadi punya bayangan, bagaimana cara bersikap juga mengatasi ketika kisah yang sedang dibaca tersebut dialaminya atau orang-orang terdekat.

2.       Arah Musim Oleh Kurniawan Gunadi @kurniawangunadi (9/10). Buku Mas Gun, sapaan akrabnya, unik dan menohok. Coba baca salah satu karyanya, lalu hitunglah berapa banyak halaman yang dilipat atau ditandai atau yang membuat kita tertampar ketika membacanya. Penulis dengan gaya tutur yang lembut dan seakan-akan mewakili kegundahan, keresahan, kekhawatiran pembaca-pembacanya.

3.       Orang-Orang Biasa Oleh Andrea Hirata @andreahirata (9/10). Pak Cik, penulis dengan gaya slowmotion-nya membuat pembaca bisa dengan mudah mengimajinasikan apa yang sedang diceritakan karena begitu detail menguraikan sesuatu, subjek dan objek. Buat saya, detail itulah yang membuat tulisan Andrea Hirata khas dan berbeda dengan yang lain. Membuat saya jatuh cinta, dan terkadang ikut serta menulis dengan gayanya, juga bisa tertawa dari tak bersuara sampai pegel rahangnya.

4.       Ganjil-Genap Oleh Almira Bastari @almirabastari (8,5/10). Buku pertama yang saya tamatkan selama perjalanan pulang pergi Malang-Surabaya akhir Maret di kereta dalam rangka menghadiri undangan pernikahan sahabat se-penelitian sewaktu skripsi dulu. Ringan dan kocak. Ini juga novel pinjaman dari teman.

5.       Bidadari Untuk Dewa Oleh Asma Nadia @asmanadia (9/10). Pinjaman lagi dari teman. Cukup tebal dibandingkan ke empat buku sebelumnya. Novel yang diangkat dari kisah nyata seorang bernama Dewa Eka Prayoga beserta Istrinya, dan bisa ditemukan dengan mudah di sosial media. Apa yang dicapai oleh keduanya saat ini adalah bayaran kesabaran dan keteguhan hati buat ngadapin ujian di masa lalu yang bertubi-tubi. Ehehe. Dan, melihat mereka sekarang berseliweran di sosial media membuat saya senyum-senyum.

6.       Islammu Adalah Maharku Oleh Ario Muhammad @ario_muhammad87 (7/10). Untuk kesekiannya, ini adalah buku pinjaman juga dari teman. Seperti judulnya, perbedaan keyakinan, suku, bangsa menjadi bumbu-bumbu dalam perjalanan cinta antara Prof Chen (profesoor muda, cerdas dari Taiwan) dan mahasiswa master bimbingannya, Syakila (perempuan muslimah yang taat). Ringan dan dalam perjalanan membacanya ada satu-dua part yang membuat saya merasa flat. Kapan-kapan cobalah untuk membaca buku ini.

7.       Kami (Bukan) Jongos Berdasi Oleh JS. Khairen @js_khairen (8/10). Anak muda yang ditemui di novel ini dan segala macam dialognya adalah adalah anak muda yang juga ada di sekitaran kita. Dekat dan gaul. Kalau membacanya ada bagian satu dua atau lebih yang membuat kita seakan berada ditengah mereka, ikut nimbrung dalam obrolan kocak dan konyol tapi tetap ada pesan yang berusaha ingin disampaikan oleh penulisnya. Untuk yang mau lulus kuliah, baca buku ini mungkin bisa jadi referensi bagaimana sebenarnya kehidupan pasca lulus. Acak kadul cicak cicak di dinding diam diam meraya hap lalu ditangkap nyam-nyam.

8.       Negeri Di Ujung Tanduk Oleh Tere Liye @tereliyewriter (9/10). Bergenre action dan sekian ratus halaman hanya bercerita perjalanan lika-liku seorang Thomas atau Tom selama 5 hari saja. Gak nyampe seminggu. Cerita yang memacu adrenalin dan kegemesan pembacanya. Kalau dilihat-lihat ini adalah kondisi suatu negeri dalam bentuk fiksi yang bau-bau nyata. Jangan sampai ketagihan, karena saya aja udah ketagihan, ini adalah kali kedua membacanya, dan masih sangat seru. Lagi-lagi, ini adalah buku pinjaman, beseta buku di poin nomor 7. Ehehehhe.

9.       Sunset Bersama Rosie Oleh Tere Liye @tereliyewriter (10/10). The one and only, hahaha, my favorit book. Kali keempat saya membacanya, keempat kali juga menangis di part yang sama, terenyuh dikisah yang sama, jatuh cinta pada perlakuan yang sama. Novel yang berkisah persahabatan, keluarga, dan cinta segiempat. Cobalah menyelami lembar per lembarnya buku ini, maka kamu akan bertemu dengan 4 kuntum bunganya (anak-anak) Rosie dan Nathan, berjumpa dengan jalan cerita Tegar Karang yang jadi paman, om, uncle terbaik kuntum-kuntumnya Rosie, juga Sekar, perempuan yang bertahun-tahun dengan sabar menunggu Tegar berpaling dari Rosie. Woho.

10.   Revive Your Heart Oleh Nouman Ali Khan @noumanalikhan (10/10). Gersang hatinya? Gelisah? Atau hambar? Buku ini bisa jadi pilihan untuk kembali mengguyur hati yang kering kerontang atau yang sedang tidak baik-baik saja. Mengajak untuk melihat semua yang terjadi dari prespektif Al quran. Untuk segi penyampaiannya sangat detail, bukan termasuk yang ringa dan mudah dicerna untuk saya karena membacanya sangat pelan-pelan dan kalau bisa diulang-ulang agar makna yang ingin disampaikan oleh penulisnya bisa terserap. Kalau kamu kenal gaya pembawaanya Ust Nouman ini, baca bukunya akan enjoy-enjoy saja. Jika belum, kamu perlu kenalan dulu deh. Gak bakal nyesal karena menyisihkan waktunya 15-30 menit untuk kenal Beliau. Searching di Youtube ‘Nouman Ali Khan’ maka akan muncul ceramah-ceramahnya. Bukan buku pinjaman kok, tapi buku pemberian teman by request.

Jedaaaaaa bentar… Tarik napas, tahan, hembuskan.

Yuk, lanjut.

11.   Reclaim Your Heart Oleh Yasmin Mogahed @yasminmogahed (10/10). Tidak jauh berbeda dengan buku sebelumnya, buku yang saya baca ini juga melakukan pendekatan-pendekatan pada hati yang gersang, kering, dan sebagainya dengan menyeret-nyeret ilmu psikologi. Jadi kalau udah bahas psikologi, udah bisa kebayang ya bagaimana buku ini sangat sejuk dan membantu kita untuk kembali pada hati yang sebenarnya, yang secara fitrahnya. Mengistrahatkan dari gemerlap-gemerlap duniawi dan seisinya. Menurut hemat saya, gaya Bahasa, penyampaian, dan mudah dipahami. Sehingga untuk mengerti pesan yang ingin disampaikan kepada pembacanya tidak akan sulit. Plup plup plup masuk ke kepala kita. Nyes nyes nyes nyubitin hati kita. Kalau kamu sempat ke toko buku, cobalah iseng bertanya kepada penjaga toko buku tentang buku ini, kalau ada Alhamdulillah, baca sinopsis dulu udah pasti bisa bikin kamu plup dan nyes. Karena buku terjemahan ini agak susah didapatkan memang. Tentu saja, ini buku pinjaman lagi. Ehehehehe.

12.   Awe Inspiring Us Oleh Dewi Nur Aisyah @dewinuraisyah (10/10). Membaca buku ini, rasanya seperti sedang berada dalam dunia perumahtanggaan penulisnya. Cocok untuk para pasangan muda, tua dan juga jomblo hahaha, eh maksudnya yang mau menyiapkan diri untuk tahap pernikahan karena di dalam buku tersebut, Mbak Dewi bercerita tentang perjalanan rumahtangganya; hamil anak pertama dan kedua di tengah menempuh pendidikan S2 dan S3 di luar Negeri, bekerjasama merawat dan mendidik kedua anaknya  dengan pasangannya, hingga tips memilih sosok ‘calon’ pasangan. Apa kata orang-orang saat ini? ilmunya gak kaleng-kaleng. Daging semua. Untuk buku Mbak Dewi yang ini juga seperti itu adanya. Ehm, apa ya, buku ini bisa menjaga kewarasan kita ditengah gaungan kebebasan ini dan itu. Mengingatkan dan menyadarkan kembali bagaimana seharusnya peran sebagai perempuan muslimah. Please, keep this book if you are visiting gramedia or books store. Wkwkw. Lagi dan lagi, saya modal pinjam ini.

13.   Tuhan Maha Romantis Oleh Nurun Ala @azharnurunala (8/10). Salah satu buku by request ke teman sendiri karena bertepatan dengan hari jadi yang ke 24 tahun hidup di dunia. Hiks. Buku ini belum tersedia di gramedia atau toko buku lainnya. Dicetak dan dijual secara indie oleh penulis dan timnya. Kita bisa menemukan dan mengadopsinya lewat Instagram yang nanti bakal di arahkan ke marketplace. Info info. Siapa tahu ada yang berminat mengoleksi juga. Kisah kedua tokoh yang diceritakan adalah kisah yang sering ditemui atau dirasakan oleh para pencinta yang sukanya cinta diam-diam. Wkwkwk. Secara cerita dan alur, ringan dan enjoy dinikmatinya. Kita bisa ketawa-ketawa ditengah cerita, ikutan deg-degan, senyum-senyum mengimajinasikan tingkah tokohnya, dan ikutan sedih juga kehilangan.

14.   Konspirasi Semesta Oleh Nurun Ala @azharnurunala (7/10). Buku lanjutan dari Tuhan Maha Romantis. Kalau yang sebelumnya bercerita dari sudut pandang tokoh laki-lakinya, kalau yang kedua ini bercerita dari sudut pandang perempuannya. Kwwkwkwk. Ringkas saja, semisalnya mau tahu lengkapnya, buku saya ini bisa dipinjam kok.

15.   Jilbab Traveler: Love Sparks In Korea Oleh Asma Nadia @asmanadia (8/10). Tarik napas, tahan, lalu hembuskan. Mari dilanjut ke buku yang ke 15. Buku ini hampir tidak selesai dalam kurun waktu yang ditentukan, 7 hari. Tapi, selesai juga walaupun harus lembur. Karena bentuknya cerita fiksi jadi semakin mendekati akhir semakin bikin penasaran dan seru sehingga walaupun mengantuk masih bisa di atasi. Ganti posisi dari yang duduk tegak sampai yang sambil tiduran, hmm. Novel ini sudah dibuatkan filmnya juga, dan menjadi salah satu yang ditonton berulang-ulang. Tahu kenapa? Karena stok film di laptop gak pernah di update, itu-itu aja. Ahaha. Dalam beberapa hari bersama dengan novel ini, sejenak saya merasa sedang bermain-main di korea selatan. Wkwkwk. Sambil minum teh di sela kesibukan harian, novel ini bisa jadi pilihan. Kita akan menyimak perjalanan seorang Rania menjelajahi bumi Allah, meneladani Ibnu Batutah, travelling, hingga menemukan cintanya. Ihihhhi. Kamu mencuri mimpiku, dan aku suka. Oh fyi, buku ini didapatkan dari lelang buku teman di Instagram. Jadi bukan pinjaman. Yes.

16.   Ci(n)ta Dalam Bait Kata Oleh Anggota Istana Peri (7/10). Antologi puisi milik saya dan teman-teman di grup bernama Istana Peri. Yang bersajak tentang cita-cita, kepergian Eyang Habibie, jatuh cinta, dan patah hati. Saya menyumbangkan dua puisi. Yang ditulis sewaktu di sidoarjo dan di Malang. Puisi yang masih seputar perihal jatuh cinta dan melupakan. Awohhhh. Bosan ya? Tapi percayalah tidak ada kata bosan untuk berkisah dua hal tersebut karena memang hidup ini bakal dipenuhi oleh perasaan jatuh cinta dan melupakan. Asal muasal kenapa buku ini berakhir dibaca karena beberapa hari sebelumnya sedang membaca buku non fiksi. Yeah, tahu gimana rasanya? Pegal-pegal membangun mood untuk bertahan lebih lama membaca buku non fiksi. Hehehehe. Buku yang dimaksud ada setelah ini. Dan, berhasil ditamatkan minggu berikutnya.

17.   Beyond The Inspiration Oleh Felix Y Siauw @felixysiauw (9/10). Ini lah buku yang membuat saya sabtu-minggu istrahat membacanya dan beralih ke buku sebelumnya. Dari judulnya udah kayak berat gitu ya? Huhu, tapi walaupun begitu, isinya penuh dengan sejarah, diceritakan dengan gaya Bahasa yang tidak kaku dan belibet. Lewat membaca buku ini selama 2 minggu, saya jadi punya bahan materi untuk agenda pekanan sama adik-adik di kampus. Woho. Kalau udah dijadikan materi gitu, so pasti, so nice, emang isinya ehmmmmm daging semua.

Btw, saya punya tips untuk mengatasi diri agar tidak bosan membaca buku non fiksi. Tipsnya adalah membaca dengan Teknik Pomodoro. Efektif? Bisa dibilang begitu. Teknik Pomodoro ini adalah teknik belajar dengan menajemen waktu biar bisa lebih efektif. Karena yang sedikit-sedikit tapi sering itu lebih yahudddd dibandingkan yang sekaligus tapi jarang-jarang. Eh gimana tuh maksudnya? Weh, gini, kita bisa manfaatin timer di HP. Dibuat interal waktunya, misal 25 menit, 5 menit, 25 menit, 5 menit, 25 menit, 10 menit, 25 menit, 5 menit, dst, sampai kita merasa cukup atas apa yang kita pelajari atau dikerjakan. 25 menit untuk belajar, dan 5 menitnya untuk istrahat, dan mengambil istrahat lebih panjang satu kali. Waktu istrahat itu bisa dipakai buat renggangin otot-otot kita atau cari hiburan di sosial media atau dipakai untuk mengambil dingin, atau memasukkan cucian ke mesin cuci, dan sebagainya. Selamat mencoba!!! Buku kedua yang punya nasib sama dengan buku sebelumnya, hibah dari teman di Instagram. 

Jeda bentar... Tarik napas, tahan, hembuskan perlahan…

Lanjut ke buku selanjutnya..

18.   Critical Eleven Oleh Ika Natassa @ikanatassa (9/10). Kalau kata Ibu Kita Kartini, Habis Gelap Terbitlah Terang. Kalau kata pepatah lain, Habis Manis Sepah Dibuang. Sedangkan, kalau kata saya dalam perihal membaca buku-buku ini, Habis Berat Terbitlah Ringan. Hahaha. Yes, sehabis ditampar dengan cerita sejarah Muhammad Al Fatih, terbitlah kekocakan dengan cerita pertemuan Ale dan Anya di pesawat. OMG. Ini novel sumpah ya, walaupun gak pernah ke Jakarta, setidaknya pikiran saya sudah jalan-jalan ke sana, dan melihat potret pergaulan, keadaaan dan sebagainya (Jakarta dan penghuninya). Novel yang sewaktu tiba di bab terakhir, merasa tidak rela kalau akan segera berakhir. Saya sudah dibuat jatuh cinta sama perjalanan cinta Ale dan Anya, eh, dengan berat hati juga harus melepaskan mereka. Hahaha. Kak Ika, kok bisa sih bikin cerita yang bernyawa gitu? Dan suatu hari, entah kapan, kepengen beli novel Kak Ika yang lain. Biar punya banyak referensi dalam hal tulis-menulis. Eheheheh. Btw, ini jadi sesi curhat ya. Jadi, langsung aja ke toko buku buat mengadopsinya. Buku yang membuat saya punya pandangan lain dan gaya Bahasa baru tentang menulis. Memang se-enjoy itu loh menulis. Buku ketiga dari hibah teman di Instagram.

19.   Wanita Berkarir Syurga Oleh Felix Y Siauw dan Tim Hijab Alila @hijabalila (9/10). Feminisme? Kalem. Saya juga termasuk orang yang tidak terlalu mengikuti yang sedang ramai dibahas tersebut. Dan, lewat buku ini feminisme dijelaskan dengan ringan, detail. Gak bakal bosan membaca buku ini walaupun non fiksi karena eh karena  tiap lembarannya tidak diceritakan lewat tulisan bertumpuk-tumpuk melainkan dengan ilustrasi-ilustrasi yang eye catching. Mata udah kayak sedang berdestinasi sedangkan otak merangkai dan menerjemahkannya. Juga buku pinjaman dari teman. Wkwkw.

20.   Selamat Tinggal Oleh Tere Liye @tereliyewriter (9/10). Tibalah di buku terakhir. Woho. Woho. WOW. Awal mula menulis ini rencananya mau bahas tentang buku ini saja. Tapi ditengah perjalanan malah bahas semua buku yang dibaca tahun kemarin. Bahkan, buku ini sudah saya review panjang kali lebar kali tinggi, 2,5 halaman. Yang mungkin ketika tulisan ini muncul di blog, yang sedang dibaca saat ini, review sebanyak 2,5 halaman itu tidak ada. Saya sisipkan dulu mungkin. Besok-besok siapa tahu dibutuhkan. Buku terakhir, bahasnya dari mana ya? Oh dari segi judul aja ya. Gak tahu bakal enak apa gak ini alur ceritanya. Tapi, markicob (mari kita coba) dulu ya. Hahaha.

Selamat Tinggal, penutup buku yang dibaca 2020, juga penutup 365 hari yang berlalu dengan segala rasa yang ada; tawa dan tangis, bahagia dan sedih, sembuh dan luka, diam dan berisik, kalem dan aktif, malas dan rajin, kaya dan miskin, rapi dan berantakan, teman baru dan teman lama, sendirian dan ramai, jatuh cinta dan patah hati, jujur dan bohong, pergi dan datang, kelahiran dan kematian, bergantian. Selamat tinggal semuanya, terimakasih sudah jadi teman yang baik untuk saya. Lewat ‘kalian’ saya bisa tumbuh seperti hari ini, dengan versi yang baru. Versi 04.

Buku yang berisi ocehan keresahan penulisnya terkait bisnis pembajakan buku yang tumbuh subur tanpa ada tindak tegas dari pihak-pihak yang punya wewenang lebih akan kasus pembajakkan tersebut. Ada juga barang-barang pakai seperti tas, sepatu dan sebagainya yang tidak luput dibajak dan ditiru begitu saja tanpa ada inovasi atau kreativitas yang bisa menjadikan barang tersebut bukan barang copy paste. Juga termasuk link-link ilegal yang dipakai untuk menonton, atau software-softwarenya. Ngomong kayak gini bukan berarti saya jadi orang bersih tanpa itu semua, hehehe, saya bahkan menulis ini dengan word yang mungkin diinstal secara ilegal. Bahkan, masih menyimpan film-film yang didownload lewat web-web. Hanya buku dan barang pakai yang masih bisa saya jaga sedari dulu.

Alasan saya tidak membeli buku bajakan ya karena gak enak dibuat baca, kertasnya beraroma tidak ramah penciuman, kualitas kertasnya kasar dan tulisannya yang buram, dan sudah pasti harganya murah. Dulu di otak saya bahwa barang-barang yang murah kualitasnya sering gak bagus. Haha. Saya bertahan, hingga tahu bahwa pembajakkan buku yang dilakukan besar-besaran tersebut sudah merugikan penulis dan industri penerbitan legal yang di dalamnya ada para pekerja-pekerja seperti pekerja lainnya di industri-sekolah-kantor-dan sebagainya. Juga berlaku untuk barang-barang pakai, seperti baju, rok, sepatu, tas. Wkwk. Saya selalu bilang ke diri sendiri mending beli yang agak mahal dan tidak branded dari pada beli yang produk murah dan KW. Sesederhana itu. Bahkan untuk permasalahan ini saya berucap terimakasih kepada sifat gengsi, karena dengannya bisa menahan diri untuk tidak beli yang KW. Butttttt, kembali lagi kepada masing-masing orang. Kadang faktor x dapat terjadi sehingga mau tidak mau, suka tidak suka, harus melakukan apa yang sebenarnya kita tidak suka.

Semakin ke sini, saya semakin berhati-hati, yang juga disesuaikan dengan kondisi sendiri. Percayalah, ketika kita memiliki barang-barang yang ORI, maka kita sudah mengapresiasi barang atau jasa hasil karya orang-orang dibelakangnya. Bukankah kita kalau mendapat apresiasi juga senang minta ampun kan ya? Ehehe. Pelan-pelan berhijrah untuk mulai menghargai mereka yang berada dibalik karya dengan membeli, menggunakan barang dan jasa yang ORI.

Pelan-pelan… tidak lupa untuk bersabar menunggu waktu yang tempat untuk memenuhi keinginan kita sembari berusaha.

    Sebelum menutup tulisan kali ini, saya ingin merekomendasikan 3 buku yang bisa jadi pilihan untuk dibaca tahun ini, 2021. Pertama, Reclaim Your Heart Oleh Yasmin Mogahed. Kedua, Awe Inspiring Us Oleh Dewi Nur Aisyah. Ketiga, Selamat Tinggal Oleh Tere Liye. Buku pertama pengen banget bilang wajib sih buat dibaca. Karena manfaat dari buku tersebut gak pengen ngerasain sendiri. Pengen orang banyak ikut serta merasakan apa yang saya rasakan. Ibarat puasa, Buku Reclaim Your Heart adalah seperti puasa Ramadhan. Kalau yang kedua, ibarat sholat tahajud, Sunnah yang sifatnya sangat dianjurkan untuk dilakukan. Manfaatnya banyak banget. Huhu. Sama kayak buku Awe Inspiring Us, manfaatnya banyak. Kita akan lihat gimana perjuangan seorang perempuan yang menjalani 3 peran sekaligus, Ibu, Istri, Mahasiswa, dan Bermasyarakat, eh empat ya, tidak jadi 3. Nah, kalau yang ke tiga ini pilihan. Jadi dari 20 buku yang di atas boleh yang mana aja untuk coba dibaca.

Sekian yaaaa.

Ikan hiu makan tomat, terimakasih banyak sudah berkunjung.

 

Eh.. kok gak nyambung ya.

Coba ganti pakai yang lain..

Ikan hiu makan duren

Jangan lupa baca al qur,an…

Sampai jumpa di sabtu depan.

 


Komentar