Jangan Sampai Hati #prosasukasuka

 

Kamu, seorang dengan kepercayaan diri sembari berharap banyak akan keberadaannya

Kamu, seorang yang dicemburui oleh kawan-kawan akan saling ada dan kekompakan yang tampak

Yang ditemui sejak berseragam sekolah

Hingga toga bertengger manis di masing-masing kepala

Kamu, dengan harapan bahwa esok lusa perjalanan ini akan diresmikan dan disaksikan oleh ribuan malaikat, juga orang-orang yang telah membersamai kalian bertumbuh.

Sebuah perjanjian yang tidak hanya menggetarkan hatimu, melainkan Semesta juga ikut bergetar.

Kalian berjalan, dengan senyuman tak lepas dari wajah

Kalian menyapa, dengan bunga yang tumbuh subur di hati

Kalian menggengam, bertekad menjaga satu sama lain

Tidak lupa, semuanya dalam iringan senandung lagu I Wanna Grow Old with You

Lagu sejuta umat, kalian adalah salah duanya.

 

Sayang, tawa-tawa, receh-receh, marah-marah, kecewa-kecewa, diam-diam, sedih-sedih, jumpa-jumpa  setelah berjarak kiloameter antara kamu dengannya pada hari-hari yang tak terbilang jumlahnya

Menjadi bukan apa-apa. Bahkan tidak dapat  dijadikan sebuah alasan yang kuat untuknya mempertimbangkan ketika berseru dan mengatakan udahan.

Kamu membangunkan diri sendiri…

Menepuk-nepuk pipi tembemmu…

Mencubit-cubit lenganmu…

Menyentuh barang sekitarmu…

Nyata…

Kamu tidak sedang bermimpi rupanya.

Mengira bahwa tidak ada kata akhir dengannya kecuali nanti sewaktu usai berakad.

Kamu keliru,


Ia dengan gampangnya berseru; Maaf, hehe.

Dan dengan kata “Hehe” itu telah menghambarkan semua “Haha, Hihi, Huhu, Hoho” yang teramat manis.

 

Kamu menggeleng,

Tidak percaya ini terjadi. Tidak-tidak. Maksud hatimu cara ia mengakhiri semua ini yang tidak bisa dipahami walaupun telah berusaha.

Bukankah, masih banyak pilihan cara untuk mengakhiri perjalanan ini dengan baik-baik dan lebih bisa dipahami oleh satu sama lain?

 

Kamu tak memungkiri,

Keputusannya untuk pergi adalah pukulan terhebat untuk seluruh hatimu

Langkahnya yang sudah berhenti dan kamu tidak bisa ikut berhenti

Kamu harus terus melangkah, maju.

Menemui apapun yang ada dihadapan dengan pemahaman dan impian yang tidak lagi sama dengan sebelumnya saat dibersamai olehnya.

Kamu melemparkan pandangan pada apa saja yang ada dihadapan

Dan menenggelamkan kepala dalam-dalam pada telapak tangan ketika tawa kamu dengannya saat bertemu terpajang di dinding-dinding kamar, di atas meja, di kursi belajar, di lantai, di pintu, dan benda-benda lainnya.

Untuk hari-hari yang banyak, matamu selalu sembap

Untuk jam-jam yang berganti, hatimu berubah sedemikian cepat. Malas. Semangat. Bosan. Kecewa. Ceria. Sedih. Bergantian.

Untuk kawan-kawan yang kamu miliki, habis waktu mereka untuk mendengarkan keluh juga kesal dan amarah.

Tuhan, mengirimkan mereka. Selalu ada untukmu. Dalam setiap keadaan.

 

Dan, waktu adalah obat terbaik untuk menyembuhkan luka-luka yang tidak bisa disentuh dan tak terlihat

Kini sudah hampir setengah tahun berlalu…

Kamu telah kembali walaupun belum sepenuhnya baik-baik saja

Kamu telah pulang pada dirimu sendiri

 

Untuk kali terakhir, Kamu ingin bilang sesuatu kepadanya

Agar tidak ada lagi hati yang patah

Sebab, kamu perempuan, yang sedang membersamainya juga adalah makhluk serupa denganmu, seorang perempuan.  

Jangan sampai hati untuk mengulangi apa yang sudah kamu lakukan kepadaku. Jangan…

Sebab, itu tidaklah adil untuknya, perempuan yang juga aku sayang, dekat, dan teman sepermainan terpuruk oleh laki-laki yang sama.

 

#prosasukasuka


 


Komentar