Dirgahayu 25th: Kita Jalan Bareng Lagi, Nul..

 

Jogja, 14 Oktober 2019

25 tahun hidup di dunia. Rasanya aku harus melakukan hal baik dan bermanfaat lebih banyak dari sebelumnya. Ini bukan lagi tentang aku, aku, dan aku. Ada banyak tuntutan yang masuk. Keluarga, kehidupan di hari esok, dan kehidupan akhirat yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Walaupun sebaik-baiknya ini masih belum secara spesifik apa dan bagaimananya.

25 tahun, dimana lingkungan keluarga menjadi satu-satunya tempat berpulang setelah lelah dan penat dengan keseharian di luar. Sedangkan, kenalan-kenalan berjalan sendiri-sendiri. Ada yang masih berjuang dengan karirnya, masih babak belur dengan pendidikan, mengurus kehidupan rumah tangga, kehidupan bersama keluarga kecil, pahit manis berbisnis. Kebahagiaan atas pencampaian hidup yang beragam. Kehilangan pun tak luput juga dirasakan.

Rasanya ingin sekali diriku ada di setiap rasa bahagia, terluka, dan kecewanya mereka. Rasanya ingin waktu lebih dari 24 jam dan tenaga tiada habisnya untuk selalu ada dan hadir saat mereka perlu. Selalu ingin, mereka tidak merasa sendirian. Ingin, mereka tidak sedih. Ingin, mereka selalu terpenuhi. Begitulah ingin diri yang lemah tak berdaya ini. Ingin yang juga jadi momok untuk mengecewakan diri sendiri karena tidak dapat dan mampu menolong orang lain.

Sebuah ingin yang mustahil. Ya, walaupun sudah mengerti, tetap saja ngotot untuk selalu ada. Namun, seiring berjalannya waktu, hal-hal yang sebelumnya sulit untuk diterima menjadi dapat dipahami. I feel so hard but be clear and be better for me and all my dears. Gitu gak sih bahasa inggrisnya? Wkwkw. Next.

Lariti, 07 Juli 2019

Berani memberi waktu, tenaga dan belum bisa berseru penolakan atas permintaan bantuan dari orang lain adalah salah satu yang kusadari juga saat memutuskan demikian. Ada konsekuensi yang harus kuterima yaitu diri ini akan selalu ada untuk yang lain, yang memerlukan bantuanku. Dulu, demikian. Namun, sekarang ini hal tersebut tidak berlaku untuk semua. Aku telah berani berseru tidak dapat membantu tanpa rasa bersalah diakhirnya seperti dulu-dulu. Sekarang ini, memutuskan memberi waktu kepada yang sedang memerlukan kulakukan ketika memang sedang free yang tidak free sekali, yang pekerjaannya bisa disimpan dahulu dan dilanjutkan kemudian hari. Aku berani berseru tidak bisa ini dan itu jika dimintai tolong hanya karena jadwal tersebut bentrok dengan jam me time. Aku terkadang masuk ke dalam Ruang 19, yang di mana hanya ada aku dan kegiatan yang disukai. Rasanya seperti sedang mengisi daya. Banyak belajar, dan belajar dari mana dan siapapun menjadikan diri ini menyadari bahwa manusia sungguhlah makhluk sosial, saling butuh dan membutuhkan, saling melengkapi, saling mengerti, saling melapangkan dada dan saling berbagi.

Hai manusia yang katanya sholehah, rajin menabung (entah menabung di mana), tetap kuat dan haus ilmu, pleaseeeeeeeee!!!

25 tahun rasanya menjadi sesuatu yang agak ehmmmmmm terasa berat. Yes, sedang berbicara dalam konteks yang penuh dengan warning! Sehingga, sebelum ketemu orang yang vibesnya warning mulu, aku telah memasukkan alarm darurat ke diri sendiri dahulu.

Kondisi di mana segala-galanya dikhawatirkan. Kondisi di mana aku perlu diberikan nasehat berulang kali namun kadang tidak bisa dicerna semua. Dibilangin untuk tenang, masih saja ada gelisah. Yang memerlukan teman yang bisa melarutkan rasa khawatir berlebihnya. Bukan tidak percaya diri akan takdir Allah, perasaan itu mungkin dan benar adanya adalah manusiawi. Menjadi tidak manusiawi lagi semisalnya berlebihan. And, sometimes I do it. Khawatir berlebihan.

Dampit, 2019. 

Untuk kamu, kamu, dan kamu di luar sana yang juga ada di kondisi maju khawatir, diam khawatir, geser kiri khawatir, melangkah ke kanan khawatir, mundur pun masih khawatir, berpelukan yuk sini. Kita saling menggenggam dan memberikan semangat. Temukan kalau pun tidak bisa ditemukan, maka cobalah beri kesempatan kepada orang yang ada di dekatmu sebagai teman mengobrol dan menggalau. Mau Beri kesempatan mereka untuk mengenal diri kita. Minta ke Allah untuk bantuin kita dikumpulkan dengan orang-orang baik plus sefrekuensi. Karena, itu dapat mengokohkan sebuah hubungan agar langgeng sampai kapan pun.

Apa hal yang diinginkan tahun ini? Sungguhlah, aku tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Aku hanya ingin doa-doa baik dan indah dari setiap orang yang bersedia mendoakan. Itu sangat cukup. Sebab, dewasa ini, aku merasa semakin tidak punya daya dan upaya. Hahahha. Kekuatanku berasa nothing. Heh. Sehingga untuk backing myself sangatlah butuh doa dan support dari banyak orang.

Terimakasih.

Terimakasih banyak sudah menerima aku apa adanya, wahai semua orang yang sampai detik ini masih membersamai, secara fisik maupun doa-doa melangit. InsyaAllah kutitipkan doa kebaikan untuk semuanya kepadaNya. Sebab, balasan terbaik hanyalah dari Nya.

Terimakasih. Aku, akan selalu ceria dan jadi diri sendiri. DOAKAN!!!

 


Halo Khusnul yang kemarin. Terimakasih banyak. Mari kita dalan bareng lagi. Pelan-pelan jadi Khusnul yang lebih baik dan lebih sadar diri mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu dilepaskan.

Hari-hari ke depannya mungkin tak mudah. Memang tak mudah. Tapi tetap bisa kok dilewati. Jadi Nak baik dan sholehah ya, Khusnul sayang…

Malang, 17 September 2021

Komentar