Isoman D-4: Celoteh Sebelum Terang


Terbangun dari tidur

Sebab daun telinga mendengar nada alarm yang berbunyi 

Tak salah lagi, dari telepon genggam samping batal tidur.


Aku menekan layar HP tepat pada kotak yang berisikan satu kata "Abaikan"

Nada itu pun ditelan tombol off/on

Aku kembali raib, bergumul dengan bunga tidur. 


Seperti hanya 1 menit, nyatanya hampir satu jam.

Aku terbangun, hanya melihat sekilas jam di di layar ponsel

"5 menit lagi" seruku... dan lewat.

"10 menit lagi" ......dan lewat

Hingga pukul 04.10; panggilan berjumpa dengan Allah bagi umat Rasulullah terdengar samar-samar.

Dengan sekuat tenaga

Sepenuh jiwa

Semampu diri dengan sedikit memaksa

Aku akhirnya bangun, duduk. 

Nyawa masih di mana-mana

Di ubun-ubun. Di mata kaki. Di kuku-kuku. Di punggung. 

Saling mengalir, bertemu, dan nyawa terasa berkumpul semua.

Stabil. 


Kemudian, aku bergegas menyapa air!!

Rasa ingin menguap tak ada lagi.

Berganti ingin segera terang, agar aku bisa dapat sarapan.


Tetapi....

Pasukan diperutku tidak ingin kompromi untuk bersabar satu atau dua jam lagi

Hufttt

Aku mengganjal dengan roti tawar sebanyak 3 lapis, yang setiap lapisan ditaburi meses coklat.


Kugigit, kukunyah, lahap hap-hap-hap

Karena gak pake selai, agak susah menelannya sehingga kudorong kunyahan itu dengan air putih biasa, tapi hangat. 

Jadi srupnya dikit-dikit.

Srup-Glek-Hap-Srup-Glek

Sampai semua masuk dalam sistem pencernaan

Kupandang-pandang sisa roti di wadahnya

Roti buatan pabrik yang terkadang harganya terasa mahal tapi sesekali juga murah

Ya, tergantung kondisi pouch miniku

Apakah sedang terisi Pangeran Pattimura?

Atau senyumnya Pak Soekarno-Hatta?


Pagi-pagi yang mendung

Hujan-hujan mengiringi 

Usai sudah celoteh pagi ini

Besok-besok boleh jumpa lagi


Kamar Blok Mahoni 11 Bed 04.

Salam Bahagia...

Komentar