Terbangun dari tidur
Sebab daun telinga mendengar nada alarm yang berbunyi
Tak salah lagi, dari telepon genggam samping batal tidur.
Aku menekan layar HP tepat pada kotak yang berisikan satu kata "Abaikan"
Nada itu pun ditelan tombol off/on
Aku kembali raib, bergumul dengan bunga tidur.
Seperti hanya 1 menit, nyatanya hampir satu jam.
Aku terbangun, hanya melihat sekilas jam di di layar ponsel
"5 menit lagi" seruku... dan lewat.
"10 menit lagi" ......dan lewat
Hingga pukul 04.10; panggilan berjumpa dengan Allah bagi umat Rasulullah terdengar samar-samar.
Dengan sekuat tenaga
Sepenuh jiwa
Semampu diri dengan sedikit memaksa
Aku akhirnya bangun, duduk.
Nyawa masih di mana-mana
Di ubun-ubun. Di mata kaki. Di kuku-kuku. Di punggung.
Saling mengalir, bertemu, dan nyawa terasa berkumpul semua.
Stabil.
Kemudian, aku bergegas menyapa air!!
Rasa ingin menguap tak ada lagi.
Berganti ingin segera terang, agar aku bisa dapat sarapan.
Tetapi....
Pasukan diperutku tidak ingin kompromi untuk bersabar satu atau dua jam lagi
Hufttt
Aku mengganjal dengan roti tawar sebanyak 3 lapis, yang setiap lapisan ditaburi meses coklat.
Kugigit, kukunyah, lahap hap-hap-hap
Karena gak pake selai, agak susah menelannya sehingga kudorong kunyahan itu dengan air putih biasa, tapi hangat.
Jadi srupnya dikit-dikit.
Srup-Glek-Hap-Srup-Glek
Sampai semua masuk dalam sistem pencernaan
Kupandang-pandang sisa roti di wadahnya
Roti buatan pabrik yang terkadang harganya terasa mahal tapi sesekali juga murah
Ya, tergantung kondisi pouch miniku
Apakah sedang terisi Pangeran Pattimura?
Atau senyumnya Pak Soekarno-Hatta?
Pagi-pagi yang mendung
Hujan-hujan mengiringi
Usai sudah celoteh pagi ini
Besok-besok boleh jumpa lagi
Kamar Blok Mahoni 11 Bed 04.
Salam Bahagia...
Komentar
Posting Komentar