Kamu tidak mudah menaruh percaya kepada orang lain
Bertahun-tahun kamu tumbuh dengan nilai itu
Hingga seseorang datang dengan pesonanya
Dan, kamu pelan-pelan memberikan waktu tertentu untuk
memperhatikan dan mengenangnya; Berkalimat-kalimat. Berparagraf-paragraf
Hari-hari yang indah, bukan?
Itulah definisi yang kamu temukan ketika dalam 7 hari ada
satu atau lebih hari bertemu dengannya
Detak jantung dan jam beriringan, berirama
Kamu seakan menari dalam alunan itu
Dengan tawa renyahnya
Dengan tatapan telak tak sengaja beradu
Sebagai seorang yang baru
Kamu kelimpungan mengatasi
Teori-teori yang selama ini kamu pegang erat-erat
Tidak mampu menyadarkanmu saat terpenjaranya
Kamu melambungkan nafas, lelah
Lalu menggeleng pelan,
Potret berbagai ekspresinya
Muncul hilang muncul hilang
Kamu menutup mata
Berusaha untuk bangun walaupun sebenarnya tidak tertidur
Ada hangat
Ada haru
Ada takut
Ada harapan
Menyusup ke dalam diri kamu bergantian
Sebagai seorang yang baru
Sebagai seorang yang tidak mudah menaruh percaya pada yang
lain
Sebagai seorang yang tidak ingin menjalin sebuah kebersamaan
sebelum terucap akad
Sebagai seorang yang sadar penuh akan perbedaan saat
menatap, berbicara, tertawa, senyum dengannya
Kamu memutuskan untuk maju selangkah lebih dahulu
Menjemput bola
Mungkin itulah definisi akan niatmu
Ragu-ragu, takut, bukan berarti tak nampak
Tapi kamu masih mampu menenggelamkannya dengan rasa berani
dan keinginan mengakhiri penantian dengan nilai yang dipegang
Kamu berangkat... Dengan niat tulus dan lurus
Kamu percaya diri... Walaupun tidak penuh
Kamu mendekat padanya, yang juga mendekat kepadamu
Apakah bolamu akan disambut?
Seperti ada desiran angin, membawa kabar baik
Senyum menjadi ekspresi teratas dalam pilihanmu
Hingga satu kalimatnya mendarat pada indra pendengarmu
Terekam berulang-ulang pada memori otakmu
Membanjiri seluruh hatimu
Dan membuat ekspresi senyummu tidak luntur dalam sepanjang
temu
Indah....
Indah sekali kalimat itu untuk yang dituju
Sayangnya, tidak untukmu melainkan seorang yang lain.
Seorang yang telah lebih dulu bertahta di hatinya
Dan ketika seseorang telah menyentuh tepat di hati
seseorang, maka yang lain hanyalah kemungkinan
Kenyataan yang baik
Namun, menyisahkan perih
Kamu mundur perlahan pada waktu yang terus berjalan
Mengendarai hati yang telah ditumpangi oleh kecewa, hampa,
sedih, marah menjadikan perjalananmu tidak seringan sebelumnya....
"Aku menyukaimu, apakah kamu juga?" kalimat yang
ingin kamu tunjukan kepadanya, tapi tidak sampai terucap karena kalimat
indahnya mendarat lebih dulu;
"Aku menyukai seseorang, dan telah lama."
#15Ramadhan #JurnalRamadhan #30harimenulis
Komentar
Posting Komentar