#Aletter: Aku Susah Menaruh Percaya Kepada Yang Lain, Sekalinya Kepada Kamu || 15 Jurnal Ramadhan

 

Kamu tidak mudah menaruh percaya kepada orang lain

Bertahun-tahun kamu tumbuh dengan nilai itu

Hingga seseorang datang dengan pesonanya

Dan, kamu pelan-pelan memberikan waktu tertentu untuk memperhatikan dan mengenangnya; Berkalimat-kalimat. Berparagraf-paragraf

Hari-hari yang indah, bukan?

Itulah definisi yang kamu temukan ketika dalam 7 hari ada satu atau lebih hari bertemu dengannya

Detak jantung dan jam beriringan, berirama

Kamu seakan menari dalam alunan itu

Dengan tawa renyahnya

Dengan tatapan telak tak sengaja beradu

Sebagai seorang yang baru

Kamu kelimpungan mengatasi

Teori-teori yang selama ini kamu pegang erat-erat

Tidak mampu menyadarkanmu saat terpenjaranya

Kamu melambungkan nafas, lelah

Lalu menggeleng pelan,

Potret berbagai ekspresinya

Muncul hilang muncul hilang

Kamu menutup mata

Berusaha untuk bangun walaupun sebenarnya tidak tertidur

Ada hangat

Ada haru

Ada takut

Ada harapan

Menyusup ke dalam diri kamu bergantian

Sebagai seorang yang baru

Sebagai seorang yang tidak mudah menaruh percaya pada yang lain

Sebagai seorang yang tidak ingin menjalin sebuah kebersamaan sebelum terucap akad

Sebagai seorang yang sadar penuh akan perbedaan saat menatap, berbicara, tertawa, senyum dengannya

Kamu memutuskan untuk maju selangkah lebih dahulu

Menjemput bola

Mungkin itulah definisi akan niatmu

Ragu-ragu, takut, bukan berarti tak nampak

Tapi kamu masih mampu menenggelamkannya dengan rasa berani dan keinginan mengakhiri penantian dengan nilai yang dipegang

Kamu berangkat... Dengan niat tulus dan lurus

Kamu percaya diri... Walaupun tidak penuh

Kamu mendekat padanya, yang juga mendekat kepadamu

Apakah bolamu akan disambut?

Seperti ada desiran angin, membawa kabar baik

Senyum menjadi ekspresi teratas dalam pilihanmu

Hingga satu kalimatnya mendarat pada indra pendengarmu

Terekam berulang-ulang pada memori otakmu

Membanjiri seluruh hatimu

Dan membuat ekspresi senyummu tidak luntur dalam sepanjang temu

Indah....

Indah sekali kalimat itu untuk yang dituju

Sayangnya, tidak untukmu melainkan seorang yang lain.

Seorang yang telah lebih dulu bertahta di hatinya

Dan ketika seseorang telah menyentuh tepat di hati seseorang, maka yang lain hanyalah kemungkinan

Kenyataan yang baik

Namun, menyisahkan perih

Kamu mundur perlahan pada waktu yang terus berjalan

Mengendarai hati yang telah ditumpangi oleh kecewa, hampa, sedih, marah menjadikan perjalananmu tidak seringan sebelumnya....

"Aku menyukaimu, apakah kamu juga?" kalimat yang ingin kamu tunjukan kepadanya, tapi tidak sampai terucap karena kalimat indahnya mendarat lebih dulu;

"Aku menyukai seseorang, dan telah lama."

#15Ramadhan #JurnalRamadhan #30harimenulis

Komentar