Hidup Adalah Menjalin Hubungan Mengulang || 04 Jurnal Ramadhan

 

Sejak kecil kita membangun hubungan dengan keluarga utama. Beranjak remaja bertambah orang-orang yang kita kenal. Seiring meluasnya pertemanan yang terjalin, kita akan perlahan mengerti satu per satu emosi yang hadir dalam membangun hubungan dengan orang di luar keluarga utama. Kita mungkin akan mengenal artinya memiliki teman sebaya yang seru. Teman sebaya yang menyebalkan. Juga teman sebaya yang biasa saja. Emosi kita diusia remaja masih sangat polos dan sederhana tapi diekspresikan secara rumit bahkan sedikit berlebihan. Jika sesekali terkenang kembali, pasti bergidik, karena merasa "ih apaan sih dulu, culun, alay banget" atau tertawa lepas karena merasa lucu dan kekanak-kanakan. 

Beberapa tahun kemudian, sosok dewasa menjadi predikat baru kita (entah dewasa di umur atau dewasa sifat), bertemu tipe berbagai rupa dan warna. Kita tak luput terwarnai oleh dunia 'dewasa' itu. Tanggungjawab, realistis, sederhana, kerja keras, beradaptasi, koyo cabe, pundak panas, overthinking, menarik diri, bertopeng, pake baju itu-itu aja, dan gak mau ribet, adalah bestieeee orang-orang di dunia dewasa. Oh satu lagi, pertanyaaan dengan kata tanya "kapan". Dan, Tua menjadi fase terakhir yang kita jalanin kelak. 

Hubungan yang kita jalani dari usia balita hingga tua adalah hubungan mengulang. Ada 3 hubungan utama yang kita ulang-ulang selama kehidupan ini, antara lain:

1. Hubungan dengan orang-orang yang kita cinta dan suka. 

Kita memiliki rasa cinta dan suka kepada orang lain karena beberapa motif; Cenderung menyukai orang karena memiliki frekuensi yang sama dalam hal-hal receh hingga serius. Cenderung menyukai orang karena sifat favorit kita ada di orang tersebut misalnya ketegasan, ramah, cerdas, dsb. Cenderung menyukai orang karena ia adalah cerminan diri kita, apa yang biasanya disenangin, ia pun menyenangi, sehingga kita seperti sedang mencintai diri sendiri dalam diri orang lain. Cenderung menyukai orang karena kebaikan-kebaikan yang mereka lakukan, aksi-aksi sosial yang mereka kerjakan, dan kebermanfaatan signifikan untuk lingkungan atau kita sendiri dari mereka. Kita cenderung jatuh cinta, jatuh suka, jatuh nyaman kepada orang-orang tersebut. Kita merasa bahagia saat menjalin hubungan dengan mereka. Kita pun cenderung ingin memberi banyak hal, melakukan ini itu agar membuat orang itu senang serta sebisa mungkin tidak menyakiti. 

2. Hubungan dengan orang-orang yang tidak kita suka.

Tidak bisa dihindarkan bahwa kita akan menemui orang-orang yang tidak sefrenkuensi. Orang yang hanya denger namanya aja udah membuat kita tidak nyaman. Seperti mencintai orang lain, tidak menyukai pun karena alasan tertentu.

Dihubungan yang ini, dibutuhkan ruang penerimaan lebih luas karena kita tetap akan bekerja sama, berinteraksi dengan mereka. 

Dari mereka juga kita akan belajar tentang kesabaran dan keberagaman. Kita akan menjadi pribadi yang lebih realistis, lebih bijak memperlakukan orang lain, dan ruang pemakluman yang lebih sering disediakan. Mau tidak mau, saat usia tidak lagi remaja, dewasa bukan lagi pilihan melainkan fase wajib yang harus dilewati, saat itulah kita akan bertemu segala macam bentuk manusia beserta sifat dan motif niatnya. Kadang ada yang gak habis dipikir, sampai kita melontarkan dua kata "kok bisa?" atau 5 kata "gak bisa berkata-kata lagi". 

3. Hubungan netral dengan orang-orang yang kita temui.

Hubungan yang terakhir ini berada ditengah-tengah. Cocok ya cocok aja tapi tidak sampai ke tahap suka. Sebaliknya, gak cocok juga gak masalah tapi tidak membenci. Kita butuh mereka, mereka butuh kita. Setelah itu selesai, maka selesai juga hubungan keakrabannya. Hubungan yang terjalin selintas, namun kadang-kadang menyenangkan.

Dunia kita menjadi berwarna. Pemahaman kita semakin baik. Pengetahuan dan wawasan kian luas. Kelompok pertemanan kita mengecil, dan sesuai dengan kebutuhan hidup. Sehingga tidak ada lagi judulnya berteman sambil nongkrong-nongkrong unfaedah.

Namun, di luar itu semua, ada hubungan yang tidak pernah terputus walaupun kita memutuskannya secara tidak sadar dengan perbuatan buruk sehari-hari. Tapi, tetap aja, kita disayang, dilindungin, dijaga, dan dibantu. Hubungan itu adalah kita dengan Allah. Saat kita berusaha menjaga hubungan baik denganNya, maka hubungan kita dengan manusia pun ikut terjaga. Sekalipun dengan orang yang tidak kita suka. 

#04Ramadhan #JurnalRamadhan #30harimenulis

Komentar