Hindari 14 Hal Berikut Agar Hidup Lebih Bahagia || 08 Jurnal Ramadhan

 

Hidup ini siapa juga yang pengen unhappy. Tentu tidak ada. Tapi, nyatanya kita menemui unhappy. Bahkan bisa jadi porsi unhappy lebih banyak dari happy. Kenapa bisa demikian? Mungkin kah ada yang salah dengan kita? Atau emang takdir hidup kita seperti itu? #riptakdir jawabannya boleh jadi bukan salah takdir ya.

Dalam sebuah kelas deep talk bulan Februari lalu. Pemateri menyampaikan hal-hal yang membuat kita unhappy. Adapun 14 hal yang membuat kita unhappy adalah......

Simak, yuk!

1. Ingin mengontrol segala sesuatu (everything)

Kita selalu ingin menjadi Tuhan untuk semua hal di kehidupan ini. Padahal hal tersebut tidak perlu. Di dalam tubuh kita, ada hati dan pikiran. Kedua hal tersebut, tidak dapat dikendalikan secara seluruhnya.

Kita perlu mempunyai sudut pandang baru. Konsep rezeki misalnya: mobil rusak, barang hilang, dsb. Kedua hal di atas adalah rezeki kita tapi di satu waktu bukan lagi rezeki. Rezeki kita adalah yang bisa di nikmatin secara langsung oleh diri kita, kalau masih ada uang di buku tabungan, di dompet, di reksadana pasar uang, di mana-mana, itu semua masih belum tentu akan jadi rezeki kita, boleh jadi hanya dititipkan esok lusa ditarik dan dipake oleh yang berhak. 

Agar tidak ingin mengontrol semua hal, mulailah menulis hal-hal yang bisa dikontrol dan tidak dikontrol.

2. Sulit untuk diatur/dikelola

Sadar gak sih kalau kita susah diatur?!! Keinginan yang terdepan, kita ingin mengatur orang lain, sejatinya diri sendiri pun masih aja susah. Oleh karena itu, mulailah atur/menajemen diri sendriri. 

Kita selalu ingin sat set sat set was wes wus wos tapi jarang mau slow down. Dalam berproses tidak masalah kalau ingin sat set sat set tapi perlu bersabar untuk slow down menjalani hidup. Saat berlari pun, kita kadang kenceng, kadang jalan, bahkan berhenti untuk istrahat. Hidup pun demikian. 

3. Fokus pada diri sendiri

Aku! Aku! Aku! Kita terlalu memfokuskan sesuatu ke diri sendiri dan mengabaikan empati keada orang lain. 

Coba deh kita lebih humble. Mulai berbagi ilmu yang dimiliki, dan punya keinginan untuk mendorong orang lain mencapai titik keseimbangan hidup yang lebih baik. Titik kesuksesan. Cek dan ricek lingkaran pertemananya, apakah saling mendukung satu sama lain? Atau saling unggul di antara lain? 

Be humble, sukses terlalu luas untuk dinikmatin sendiri. Atau jadi baik, syurga teramat luas untuk ditempatin seorang diri.

4. Tidak fokus terhadap yang sedang dilakukan

Kita tidak fokus pada hal sedang dikerjakan. Tidak hadir sepenuh hati, sepenuh diri. Diri di pekerjaan yang A, jiwa di pekerjaan B, dan pikiran di pekerjaan C. Terlalu banyak pekerjaan yang kita bawa dalam satu waktu, yang seharusnya satu pekerjaan memerlukan fokus kita (diri, pikiran, jiwa hadir seutuhnya). 

5. Malas

Ini penyakit!!!! Efek dari satu kemalasan yang kita pelihara, berefek panjang dan mematikan produktivitas kita.

6. Kepercayaan yang salah

Kepercayaan itu melepaskan keterikatan. Kepercayaan bahwa dia adalah segalanya. Enggak. Enggak. Itu salah. Kepada dia milikilah kepercayaan yang tepat seperti dengan adanya dia, kita jadi lebih seru menjalankan hidup ini. Atau kepercayaan terhadap uang. Cobalah saat bersedekah, tidak memerhatikan nominal. Keterikatan terhadap barang atau sesuatu yang kita miliki akan tetlepas. 

Maka mulailah kita mempunyai kepercayaan yang baik. 

7. Sangat merasa rendah diri

Kenapa kita sangat merasa rendah diri?? kita punya nilai. Kita punya hal baik dalam hidup ini. Kita punya sisi menyenangkan dan membahagiakan sekitar. Kenapa kita masih merasa rendah diri saat Allah menjadikan kita sebagai sebaik-baiknya umat?? 

8. Gagal parenting

Kalau kita ngerasa parenting orang tua selama ini jauh dari ilmu parenting yang dipelajari dan ketahui saat ini. Maka tetaplah taat kepada kedua orang tua dengan sebaik-baiknya taat. Kita paham betul bagaimana perkembangan zaman dan teknologi yang dari waktu ke waktu sangat berbeda.

Milikilah growth mindset. Hentikan failed parenting hanya di kita. Anak-anak kita nanti berhak mendapatkan parenting yang lebih tepat. Semangat!!!

9. Selalu mengukur dengar skor

Sejak kecil kita sudah dikenalkan dengan mengukur sesuatu dengan skor dan skor. Juara dan juara. Peringkat dan peringkat. 

Saat ini, kita bisa mulai dari diri sendiri untuk tidak mengukur semua hal yang dilakukan dari skor. 

10. Sosial media

Kita tidak perlu seutuhnya menaruh perhatian berlebihan pada yang terlihat melalui sosial media. Satu postingan yang kita lihat, 1000 filter yang sudah dilakukan oleh yang mempostingnya.

Kalau kita tetap tidak bisa mengontrol diri saat bermain sosial media. Mungkin sudah saatnya kita berhenti main. Uninstall, dan lakukan hidup seutuhnya di kehidupan sehari-hari. Dunia tidak akan runtuh, hanya karena kita ketinggalan postingan orang-orang di sosial media.

11. Mekanisme coping buruk

Cara penyelesaian masalah kita yang buruk akan membuat diri tidak bahagia. Masalahnya ini? Kita menyelesaikannya dengan itu. Mulailah kita memiliki mekanisme coping yang baik, dengan mengenal dan tahu diri sendiri dengan baik sehingga dapat mengatasi masalah sendiri.

12. Gak sabaran

Kita seringnya menjadi pribadi yang enggak sabaran dalam menjalani proses. Ketidaksabaran diri kita akan memicu hubungan yang rusak. 

13. Hubungan yang dibangun

Mempunyai hubungan yang baik dan tepat dengan orang lain adalah kebersyukuran hidup di another level. Maka, kita perlu membangun hubungan dengan siapapun, menjaga hubungan tersebut dengan menjalin komunikasi. Saling memberi kabar, walaupun tidak setiap waktu.

Belajarlah dari siapapun!!

14. Kepercayaan yang dibangun

Cek, kita trust gak ke orang? Atau ada gak orang yang trust kepada kita? Refleksi diri. Mulailah membangun dan membentuk kepercayaan kita kepada orang lain. Jangan khawatir percaya pada orang!

#08Ramadhan #JurnalRamadhan #30harimenulis

Komentar