Banyak yang telah berubah dari
rumah Aji. Kondisi yang satu tahun lebih hanya bisa aku bayangkan saja dari
cerita-cerita mereka. Sekarang sudah tidak perlu lagi karena aku telah
pulaaaaaaaaannnnngggg.
Tidak hanya bagian depan saja
yang direnovasi olehnya seorang diri (dibantu orang sesekali) tapi bagian dapur
dan kamar mandi juga. Alhamdulillah, kondisi yang lebih nyaman ditempati. Sehingga,
berlama-lama pun di dapur gak masalah, selain untuk masak-masak, ya sekalian dipake
nongkrong/cerita. Mendekatkan yang berjarak. Mencairkan yang kaku. Meramaikan
yang sepi. Yhaaaa. Dan, beberapa hari kemarin, dikirimkan foto kondisi dapur yang
terbaru. Asli, saat pertama melihat foto yang Aji kirim di grup keluarga, auto pengen pulang dan masak-masak sebisaku.
Berada di rumah menjadikan
seorang ‘aku’ berbeda. Berbeda yang lebih kearah profesi dan kesibukan. Yeah,
profesi sebagai seorang anak yang setidaknya harus meringankan pekerjaan
orangtua. Salah satunya masak-memasak, lainnya bersih-bersih rumah, nyuci, temanin
belanja ke pasar, dan pekerjaan rumah lainnya. Diamanahkan untuk menyiapkan
makanan bukan berarti hasil masakan enak. Tapi, agar aku produktif dan Ibu bisa
istirahat atau santai dan bebas dari urusan dapur walaupun gak sepenuhnya bebas
karena masih aku teror dengan pertanyaan-pertanyaan; garamnya cukup? Tambahin gula?
nyicipin, dan sebagainya.
Mungkin bagi orang-orang ini
aneh. Tapi bagiku ini adalah sesuatu yang patut juga mendapatkan pujian. Ya,
dalam urusan masak nasi yang enak pun adalah sebuah bentuk keahlian, kwkwkwkw.
Karena, nasi yang matang sempurna akan menambah cita rasa kelezatan
menyantapnya. Singkat cerita, Kakak yang pertama sudah mendapatkan coretan X
urusan masak nasi di rumah Aji karena kesesuaian takaran air dan berasnya tidak
tepat dan berakhir jadi tiga lapis; lapisan nasi lembek, lapisan nasi belum
matang, lapisan nasi yang udah matang. Oleh sebab itu, kadang-kadang kalau ada
yang tanya bisa masak, maka masak nasi adalah jawabannya. Biasanya yang
mendengar jawaban ini akan senyum-ketawa, dan mereka belum tahu kenapa aku bisa
sepercaya diri saat masak nasi. Hahaha.
Ketika sedang di rumah, ada
banyak hal yang ingin dilakukan, salah satunya adalah makanan-makanan yang
pernah aku nikmati selama jauh dari rumah bisa dirasakan juga oleh orang rumah.
Agar orang rumah ikut merasakan kebahagiaanku saat menyantap makanan-makanan
enak. Namun, keinginanku tersebut tidak bisa terealisasi dengan banyak menu
makanan yang harus ku olah karena terkendala kemampuan, wkwkwkwk, terkendala
dana, hihihhiiihh, dan terkendala rasa rajin. Apakah kamu pernah merasakan
demikian? Perasaan bahagia, senang yang sedang kamu rasakan, ingin dirasakan
dan sampai kepada orang-orang yang kita sayang?........
Kalau di malang menu olahan ayam
paling sering dimakan. Selera makanku menjadi meningkat sehingga pengen banget
beberapa olahan ayam yang gampang dan sederhana olahannya bisa aku masak saat
di rumah. Misalnya ayam crispyyyyy. Pengen sekali menu itu juga bisa secercah
kebahagiaan untuk keluarga. Apakah aku sedang menjadi upin-ipin? Wkwkkw.
Sebelumnya informasi dulu; kalau di rumah, ga tahu kalau rumah yang lain,
memang menu bernuansa ayam dengan segala olahan bukanlah idola, melainkan hanya
dimasak sesekali saja dalam sebulan bahkan enggak sama sekali ya tergantung ada
acara apa atau pas masa krisis ikan karena malas ke pasar. Jadi, di rumah lebih
sering lauk-pauknya ikan dengan dua olahan, kalau gak digoreng ya dimasak
berkuah. Gitu-gitu aja. Sehingga kalau ada masakan lebih dari yang biasa aku
lihat, itu akan menjadi amazing. Bahkan nih, sambal goreng tahu tempe dengan
rasa sempurna sudah membuat terharu.
“ada ayam di kulkas, masak kayak
kemarin ya.”
“Lhooooooo”
“Maklum, Aji lahap banget
makannya kemarin dengan ayam crispy yang kamu goreng”
Aku meleleh mendengar barusan.
Juga senang karena Aji jadi banyak makan. Huhu. Maaf ya, Aji, punya anak
perempuan kok ga pandai-pandai masak ini bagaimana lah.
“Wenak, siap.”
Jadilah dalam 2 minggu, ada
beberapa kali mengolah ayakm crispy. Pake acara salah tahapan pula. Hahaha.
Tapi untungnya, dunia saat ini ada internet yang bisa ngakses apa saja, di mana
saja dengan mudah. Cara Membuat Ayam Crispy, tuliskan begitu di google atau
youtube atau aplikasi resep masakan maka tinggal milih mau yang sederhana
sampai yang ribet, ada. Dan, aku hehehehhe tentu saja mengandalkan pencarian google
untuk membantu mengingatkan ku langkah yang benar. Alhamdulillah.
Selain itu, menu masakanku biasa
saja seperti pada umumnya, sayur bening yang kebanyakan airnya, sayur asam juga
kebanyakan airnya, bandeng, bandeng, bandeng, telur, mie dan mengulang lagi.
Hingga hari ini, aku merasakan
perbedaan-perbedaan perasaan setiap pulang ke rumah. Perasaan ini kurasakan
sejak 2018 lalu, saat pulang sebelum menunggu wisuda dilaksanakan. Memilih
lebih banyak berdiam diri di rumah, mengurangi pertemuan-pertemuan dengan orang
di luar jika tidak penting-penting amat, dan berusaha masak-memasak,
bersih-bersih, rapi-rapi, dan selalu ada dan bisa untuk keluarga jika
dibutuhkan. Perlahan-perlahan, hal tersebut kuulangi lagi di momen pulang 2019
(kalau gak salah dua kali saat puasa dan akhir tahun). Dan 2020 yang gak bisa
pulang, rasanya sedih sekali, juga jiwaku yang perlahan mulai kehabisan stock
akan kehangatan dan kebersamaan keluarga. Ini kerasa banget, untuk pertama
kalinya kangen yang bener-bener kangen mau pulang karena merasa jiwa udah habis
oksigennya dan butuh diisi ya dengan pulang ke rumah. 2020 akhir mau pulang
rencananya, tapi karena satu dan lain hal, aku harus menundanya sampai 4 bulan
kemudian, dan akhirnya awal mei 2021 aku bisa mengirup udara Bima dengan puas.
Jiwa yang kosong kuisi lagi. Kupenuhi, dengan penuh semangat.
2021 pun menjadi momen paling
wowwww untukku, karena selama 2 minggu tersebut aku berusaha untuk lebih banyak
menyediakan waktu untuk keluarga. Quality time ya namanya. Lebih dekat dengan
keluarga utama, dengan sepupu, dengan sodara-sodara yang lain. Andai umurku
tidak sampai lagi untuk mengulang momen-momen 2021, maka cukup yang kemarin.
Rasanya telah lengkap, jiwaku telah penuh dengan cinta.
Kemarin, sekalian jenguk alm.
Mama. Gak terasa, udah tumbuhbelasan tahun tanpa mama Tati, tapi sudah ada ibu
Tuti yang juga peduli dan sayangnya pake cara yang seringnya berbeda dengan
inginku. Hahahha. Tapi, hal itu juga akhirnya ku sadari bahwa ada banyak bentuk
dan cara orang dalam menunjukkan kasih sayangnya. Bahkan aku sering berpikir,
bahwa kalau tanpa ibu Tuti, maka gak tahu nasib kami anak-anak mama Tati ini,
dan juga Aji. Sujud syukur dan terimakasih ku Ya Allah karena sudah mengirimkan
keluarga yang lengkap walaupun tidak sempurna dan jauh dari ideal, karena
sesungguhnya di situlah tempat kami belajar dan bertumbuh.
#14Ramadhan #JurnalRamadhan
#30harimenulis
Komentar
Posting Komentar