Libur Lebaran: Kesempatan Cosplay Kesibukan Seorang IRT || 14 Jurnal Ramadhan

 

Banyak yang telah berubah dari rumah Aji. Kondisi yang satu tahun lebih hanya bisa aku bayangkan saja dari cerita-cerita mereka. Sekarang sudah tidak perlu lagi karena aku telah pulaaaaaaaaannnnngggg.

Tidak hanya bagian depan saja yang direnovasi olehnya seorang diri (dibantu orang sesekali) tapi bagian dapur dan kamar mandi juga. Alhamdulillah, kondisi yang lebih nyaman ditempati. Sehingga, berlama-lama pun di dapur gak masalah, selain untuk masak-masak, ya sekalian dipake nongkrong/cerita. Mendekatkan yang berjarak. Mencairkan yang kaku. Meramaikan yang sepi. Yhaaaa. Dan, beberapa hari kemarin, dikirimkan foto kondisi dapur yang terbaru. Asli, saat pertama melihat foto yang Aji kirim di grup keluarga, auto pengen pulang dan masak-masak sebisaku.

Berada di rumah menjadikan seorang ‘aku’ berbeda. Berbeda yang lebih kearah profesi dan kesibukan. Yeah, profesi sebagai seorang anak yang setidaknya harus meringankan pekerjaan orangtua. Salah satunya masak-memasak, lainnya bersih-bersih rumah, nyuci, temanin belanja ke pasar, dan pekerjaan rumah lainnya. Diamanahkan untuk menyiapkan makanan bukan berarti hasil masakan enak. Tapi, agar aku produktif dan Ibu bisa istirahat atau santai dan bebas dari urusan dapur walaupun gak sepenuhnya bebas karena masih aku teror dengan pertanyaan-pertanyaan; garamnya cukup? Tambahin gula? nyicipin, dan sebagainya.

Mungkin bagi orang-orang ini aneh. Tapi bagiku ini adalah sesuatu yang patut juga mendapatkan pujian. Ya, dalam urusan masak nasi yang enak pun adalah sebuah bentuk keahlian, kwkwkwkw. Karena, nasi yang matang sempurna akan menambah cita rasa kelezatan menyantapnya. Singkat cerita, Kakak yang pertama sudah mendapatkan coretan X urusan masak nasi di rumah Aji karena kesesuaian takaran air dan berasnya tidak tepat dan berakhir jadi tiga lapis; lapisan nasi lembek, lapisan nasi belum matang, lapisan nasi yang udah matang. Oleh sebab itu, kadang-kadang kalau ada yang tanya bisa masak, maka masak nasi adalah jawabannya. Biasanya yang mendengar jawaban ini akan senyum-ketawa, dan mereka belum tahu kenapa aku bisa sepercaya diri saat masak nasi. Hahaha.

Ketika sedang di rumah, ada banyak hal yang ingin dilakukan, salah satunya adalah makanan-makanan yang pernah aku nikmati selama jauh dari rumah bisa dirasakan juga oleh orang rumah. Agar orang rumah ikut merasakan kebahagiaanku saat menyantap makanan-makanan enak. Namun, keinginanku tersebut tidak bisa terealisasi dengan banyak menu makanan yang harus ku olah karena terkendala kemampuan, wkwkwkwk, terkendala dana, hihihhiiihh, dan terkendala rasa rajin. Apakah kamu pernah merasakan demikian? Perasaan bahagia, senang yang sedang kamu rasakan, ingin dirasakan dan sampai kepada orang-orang yang kita sayang?........

Kalau di malang menu olahan ayam paling sering dimakan. Selera makanku menjadi meningkat sehingga pengen banget beberapa olahan ayam yang gampang dan sederhana olahannya bisa aku masak saat di rumah. Misalnya ayam crispyyyyy. Pengen sekali menu itu juga bisa secercah kebahagiaan untuk keluarga. Apakah aku sedang menjadi upin-ipin? Wkwkkw. Sebelumnya informasi dulu; kalau di rumah, ga tahu kalau rumah yang lain, memang menu bernuansa ayam dengan segala olahan bukanlah idola, melainkan hanya dimasak sesekali saja dalam sebulan bahkan enggak sama sekali ya tergantung ada acara apa atau pas masa krisis ikan karena malas ke pasar. Jadi, di rumah lebih sering lauk-pauknya ikan dengan dua olahan, kalau gak digoreng ya dimasak berkuah. Gitu-gitu aja. Sehingga kalau ada masakan lebih dari yang biasa aku lihat, itu akan menjadi amazing. Bahkan nih, sambal goreng tahu tempe dengan rasa sempurna sudah membuat terharu.

“ada ayam di kulkas, masak kayak kemarin ya.”

“Lhooooooo”

“Maklum, Aji lahap banget makannya kemarin dengan ayam crispy yang kamu goreng”

Aku meleleh mendengar barusan. Juga senang karena Aji jadi banyak makan. Huhu. Maaf ya, Aji, punya anak perempuan kok ga pandai-pandai masak ini bagaimana lah.

“Wenak, siap.”

Jadilah dalam 2 minggu, ada beberapa kali mengolah ayakm crispy. Pake acara salah tahapan pula. Hahaha. Tapi untungnya, dunia saat ini ada internet yang bisa ngakses apa saja, di mana saja dengan mudah. Cara Membuat Ayam Crispy, tuliskan begitu di google atau youtube atau aplikasi resep masakan maka tinggal milih mau yang sederhana sampai yang ribet, ada. Dan, aku hehehehhe tentu saja mengandalkan pencarian google untuk membantu mengingatkan ku langkah yang benar. Alhamdulillah.

Selain itu, menu masakanku biasa saja seperti pada umumnya, sayur bening yang kebanyakan airnya, sayur asam juga kebanyakan airnya, bandeng, bandeng, bandeng, telur, mie dan mengulang lagi.

Hingga hari ini, aku merasakan perbedaan-perbedaan perasaan setiap pulang ke rumah. Perasaan ini kurasakan sejak 2018 lalu, saat pulang sebelum menunggu wisuda dilaksanakan. Memilih lebih banyak berdiam diri di rumah, mengurangi pertemuan-pertemuan dengan orang di luar jika tidak penting-penting amat, dan berusaha masak-memasak, bersih-bersih, rapi-rapi, dan selalu ada dan bisa untuk keluarga jika dibutuhkan. Perlahan-perlahan, hal tersebut kuulangi lagi di momen pulang 2019 (kalau gak salah dua kali saat puasa dan akhir tahun). Dan 2020 yang gak bisa pulang, rasanya sedih sekali, juga jiwaku yang perlahan mulai kehabisan stock akan kehangatan dan kebersamaan keluarga. Ini kerasa banget, untuk pertama kalinya kangen yang bener-bener kangen mau pulang karena merasa jiwa udah habis oksigennya dan butuh diisi ya dengan pulang ke rumah. 2020 akhir mau pulang rencananya, tapi karena satu dan lain hal, aku harus menundanya sampai 4 bulan kemudian, dan akhirnya awal mei 2021 aku bisa mengirup udara Bima dengan puas. Jiwa yang kosong kuisi lagi. Kupenuhi, dengan penuh semangat.

2021 pun menjadi momen paling wowwww untukku, karena selama 2 minggu tersebut aku berusaha untuk lebih banyak menyediakan waktu untuk keluarga. Quality time ya namanya. Lebih dekat dengan keluarga utama, dengan sepupu, dengan sodara-sodara yang lain. Andai umurku tidak sampai lagi untuk mengulang momen-momen 2021, maka cukup yang kemarin. Rasanya telah lengkap, jiwaku telah penuh dengan cinta.

Kemarin, sekalian jenguk alm. Mama. Gak terasa, udah tumbuhbelasan tahun tanpa mama Tati, tapi sudah ada ibu Tuti yang juga peduli dan sayangnya pake cara yang seringnya berbeda dengan inginku. Hahahha. Tapi, hal itu juga akhirnya ku sadari bahwa ada banyak bentuk dan cara orang dalam menunjukkan kasih sayangnya. Bahkan aku sering berpikir, bahwa kalau tanpa ibu Tuti, maka gak tahu nasib kami anak-anak mama Tati ini, dan juga Aji. Sujud syukur dan terimakasih ku Ya Allah karena sudah mengirimkan keluarga yang lengkap walaupun tidak sempurna dan jauh dari ideal, karena sesungguhnya di situlah tempat kami belajar dan bertumbuh.

#14Ramadhan #JurnalRamadhan #30harimenulis

 


Komentar