Jika saja, kamu lebih
berani.
Kamu akan tahu bahwa; Ia
sedang menunggumu.
Datang dengan rapi dan
percaya diri ke rumahnya. Bertemu dengan tuan rumahnya.
Berkata apa yang
inginkan hati .
Menyuarakan apa yang
telah lama dipendam.
Menatap penuh cinta,
juga harap.
Maka, tidak ada jawaban
akan dipertimbangkan dulu.
Melainkan adalah ya, aku terima dan mencoba memulai ini semua
denganmu.
Ia yang menunggu, telah
menyiapkan jawaban terbaik dengan sepenuh hati. Ia yang menunggu dan terus
menunggu. Hingga yang ditunggu tidak pernah memberikan tanda akan sebuah ingin
untuk menatap masa mendatang dengan kacamata yang sama.
Dan, masa menunggunya
telah habis. Ia akan berada di suatu waktu; waktu perjumpaan.
Perjumpaan dengan
seorang. Namun, seorang yang telah datang dan mengetuk pintu rumahnya bukan
kamu. Melainksan seorang yang lain.
Seorang yang berani
memenuhi impianya selama ini.
Seorang yang berani
menggenggam tanganya.
Seorang yang tidak
terbayangkan, hadir menggantikan sosok yang ditunggu.
Kamu yang bergerak
lambat.
Kamu yang takut-takut
tanpa alasan yang jelas.
Kamu yang hari ini
duduk di antara tamu undangan
Kamu yang hari ini
tidak menyadari bahwa ada satu dua bulir-bulir bening meluncur perlahan dan
segera dihapus dengan saputangan pemberiannya.
Kamu yang berseru,
lirih sekali; Selamat berbahagia,
terimakasih sudah mau mendengarkan cerita laki-laki pecundang ini.
Komentar
Posting Komentar