Surat Digital Untuk Mama: Aku Cerita Ya, Ma!

 Sepanjang jalan pulang menuju rumah, otakku sudah sibuk menyusun rencana merealisasikan ide ini, yaitu menulis surat digital untuk Mama. Ide yang yang telah lama terpikirkan, tapi belum bernyali direalisasikan. Aku buta informasi tentang bagaimana kehidupan Mama dahulu. Yang aku tahu, di keluarga selalu terpenuhi. Entah makanan, minuman, kenyamanan, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Sehingga per detik ini, mindset yang selalu berputar-putar dalam kepala bahwa aku masih berkecukupan dan tiada kurang sama sekali.

Di satu sisi sangat bersyukur dengan mindset demikian walaupun sehari-hari rasanya enggak. 

Di satu sisi rasanya memprotes dengan mindset tersebut karena merasa sedang berada di kondisi yang manipulasi 

Mama, apakah dahulu pernah berada di titik galau dan bertahan seperti ini? kepengen banget dengerin jawabannya, ngepoin ceritanya seperti aku kepada teman-teman. 

Mama, pernah gak kepikiran kalau dahulu waktu aku lahir atau kakak-kakak lahir, kehidupan beberapa tahun kemudian atau usia kami menginjak belasan-duapuluh tahun kehidupan jadi berbeda. Kayak sekarang, berpisah di alam yang berbeda. 

Kalau iya? Apakah Mama pernah mengkhawatirkan bagaimana kehidupan anak-anakmu ini? Gimana sekolahnya? teman-teman sekolahnya? kegiatan sehari-harinya? siapa aja yang kita suka? laki-laki mana yang mendampingi? punya anak berapa ntar kalau udah nikah? karirnya gimana? dan banyak hal lainnya. 

Kalau enggak? atau jangan-jangan jaman Mama gak ada keribetan bertanya-tanya hal demikian ya? 

Kehidupan kami sangat berbeda, Mama. Ada banyak jarak yang tercipta dan tak kasat mata. ada tembok dalam diri masing-masing yang dibangun. Kami bersembunyi dibalik itu semua. Sesekali keluar, dan mencoba membaur, selebihnya kesepian lagi. Ada lubang besar yang entah gimana cara mengisinya untuk memenuhi. Aku mengindari kata "Andai" Mama, sebab dalam lubuk hati terkecil masih meyakini bahwa ini semua sudah jalan takdir yang terbaik. Aku saja yang hanya perlu belajar menerima semuanya dengan hati yang teramat lapang. Masih kucoba..... 

Aku pengen bilang, kalau kemarin malam, sepulang kerja, potong rambut. Enggak kayak rambut Mama yang panjang banget. Wwkwkw, Aku gak telaten merawat rambut, Ma. Jadi memutuskan untuk memendekkannya lagi biar berkurang satu urusan keribetanku. hahaha, biar gak susah-susah nyari karet atau ikat rambut kalau berangkat kerja, biar kepala juga berasa enteng.

Aku juga kadang mikir sih, Ma. Apakah ini sebuah tindakan menghilangkan stress? Apakah aku sangat Stress sekarang? Apakah aku????? 

Tenang, Mama....

Pagi ini, aku udah berdoa kepada Allah, minta dimudahkan dan dikuatkan lagi hari ini. Dan, berterimakasih telah memenuhi segala kebutuhanku kemarin-kemarin. 

Aku mohon ijin berjuang, dan bertahan lagi hari ini, Ma. Doakan dari jauh ya, Ma. 


Salam Kangen, 


Anak TK Berkepang Dua Berseragam Biru 

Komentar