Surat Digital Untuk Mama: Dapat Keluarga Baru

Dalam 2 minggu terakhir ini, ada satu dua atau lebih hari aktivitasku bersama seorang Ibu dan anak perempuannya. Mencarikan mereka tempat tinggal sementara, mengenalkan warung-warung makan sekitaran kosan, menemani di kosan, memesankan tiket bis, memesankan gojek/grab, mengantar membeli oleh-oleh, dan ke terminal. Aku amat senang, Ma, karena bisa bantuin mereka di rantauan ini. Pengen ajak jalan-jalan, tapi gak punya waktu lagi. Hahaha. Dan, ternyata gini ya Ma rasanya gak punya waktu. Kadang sedih, kadang juga sebagai ajang untukku belajar. Belajar mengingatkan ke diri sendiri bahwa gak semua hal yang ingin dilakukan (memenuhi kebutuhan orang lain) bisa ku lalukan. Ada hal-hal yang harus dibiarkan atau dilepaskan. Hati ini yang selalu ingin direpotkan, mulai bisa dikontrol. 

Aku sedang belajar, Ma. Mengelola emosi. Mengelola keinginan. Mengelola diri sendiri. 

Bertambahnya kenalan yang sekaligus sudah saling menganggap keluarga (demikian lah budaya di rantauan, ketemu sesama suku, auto akrab banget, padahal baru juga ketemu) membuat jiwaku terasa penuh. Ibu yang aku kenal ini teramat baik, Ma. Lembut, dan positif vibes juga sula bercerita. Bahkan, aku sudah diceritakan kemana-mana (keluarganya). Mama senang kah punya anak yang seperti aku? Yang senangnya bisa mengutamakan dan ngebantuin urusan orang lain dulu, baru urusan sendiri. Senang kah Ma? Aku berharap, Iyaaaaaaaa!(?). Pengen denger kalimat "good job, Nung" atau "anak hebat" atau semacamnya lah.

Ibunya selalu bilang, aku gak kurus-kurus amat, gak jelek, ramah, baik, dan sopan. Katanya juga, nanti dapat jodoh yang baik, Nak. Tapi aku nyeletuk, Ma. "Ada gak sih yang suka saya, Bu?. Rasanya kayak gak ada gitu." Dijawab, "Gak, pasti ada. Cuma kamu aja yang belum mau." Dalam hati, aamiin, di luar senyam-senyum. Berharap benar adanya, Ada. Wkwkwk. Menenangkan banget, Ma, bisa ngobrol deep seperti itu dengan seorang Ibu.

Ibunya berulang kali juga pesan kalau nanti nikah, disuruh kabar-kabar. Meleleh, Ma. Wkwk. Karena ketemu orang baik dalam versiku. Bahkan mau kirimin singkong hasil kebunnya.

Apalagi ya, Ma?

Salah satu kehidupan rantau yang paling aku suka adalah momen seperti ini. Dapat tamu dan keluarga baru. Karena, menemukan dan bisa ngobrol pakai bahasa sehari2 di tengah suku Jawa adalah definisi pulang sejenak. Ada jiwa yang lega. Dan, aku merasa keyakinan untuk berusaha dulu dapatkan seseorang yang bisa membuat jiwa ini pulang sejenak walaupun sedang jauh dari kampung halaman. Semoga aku dapat menemukan yang demikian ya, Ma. Doakan. 

Hehhehehehehehehehhe. 

Salam


Masih berkumul mukenah dan hujan mengguyur kota Malang yang cantik ini. 

Dan, aku berhasil jatuh cinta berulang kali dengan kota tempat Mama, Papa dulu berkuliah๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ˜

Komentar