Masalah Itu Anak Tangga Untuk Naik Tingkat

 

Selalu bijak ke orang lain. Pun, orang lain ke diri kita. Disebut makhluk sosial karena ada kata saling di antara satu sama lain. 

Tidak banyak yang menghubungi tapi ada beberapa. Mereka datang dengan cerita ketakutan, tidak percaya diri, perasaan cemas berlebihan. Saat membaca cerita mereka, hatiku ikut ngilu dan merasakan kesedihan. Di titik lain, ada perasaan lega, senang juga bangga atas keinginan mereka berterus terang dengan apa yang dirasakan. Sebab, mereka tentu akan mendapatkan kelegaan setelah bercerita. Atas solusi yang kuberikan hanya beberapa persen dapat mempengaruhi mereka, namun sebagian besar perubahan itu hanya akan signifikan terjadi jika datang dari dalam diri sendiri. 

Hal itu lah kenapa perlu mengenal diri sendiri dengan baik, agar mampu mengambil langkah menyelesaikan masalah yang tepat untuk diri sendiri dengan berbagai referensi solusi dari banyak orang lain. Ketidakpercayaan dirinya membuat ia merasa tidak sekeren dan sehebat orang lain. Berujung membuatnya takut dan cemas berlebihan. Perasaan yang tidak luput dari apa yang aku rasakan. Dulu masih buta penyelesaian, sekarang sudah ada pengetahuan. Pengetahuan yang sedikit itu menjadi jawaban atas pertanyaannya. 

Keesokan harinya ia kembali menghubungi, perasaan tidak percaya dirinya kembali lagi. Namun, yang aku lihat sudah ada perkembangan dari cara ia bercerita. Kalau dulu ia datang dengan masalah super besar (alias tidak spesifik sumbernya karena masih baru jadi belum berani cerita detail), kali kedua ia datang dengan permasalahan yang sama namun datang dengan alasan kenapa ia bisa jadi sangat tidak percaya diri saat ini. 

Lingkungan dan perlakuan orang lain. Dua hal yang sebagian besar membuat diri individu akan merasakan banyak gejolak. Kadang gejolak positif, tidak sedikit merasakan gejolak negatif sehingga mereka memilih untuk mengisolasi diri dan menghindari dari peredaran bumi. Orang lain dan lingkungan adalah faktor eksternal dalam menentukan siapa diri kita. Mereka sesuatu hal yang tidak bisa kontrol, sehingga tidak dipungkiri apa yang mereka lakukan terhadap kita tidak terkontrol pula. Pengetahuan terkait ini perlu diulang-ulang dalam pikiran kita hingga masuk ke alam bawah sadar. 

Ketika kita sudah tahu bahwa itu adalah di luar kontrol dan kendali, energi yang dihabiskan untuk itu tidak terlalu banyak. Tidak perlu memikirkan dengan detail, menyelami isi pikiran dan isi hati mereka adalah sebuah pekerjaan membunuh diri sendiri. Kita aja gak pernah bisa mengerti apa isi hati dan pikiran, ini mau nyoba-nyoba ke kepala dan hati orang lain. Beri silang pada diri kita sendiri ya. Stop!!!

Ia diperlakukan seperti tidak pantas untuk orang lain. Melukai harga dirinya, rasa percaya dirinya, semangatnya, dan harapan hidupnya. Kejam banget ya dunia? iya kejam saat berisi ornag-orang yang minim empati. Bertahun-tahun ia hidup dalam pertanyaan kenapa? bertahun-tahun pula orang yang menyakitinya hidup dalam pertanyaan apa lagi yang membuat bahagia? dua kondisi yang teramat berbeda.

Ia yang sekarang sudah jauh lebih baik, mengejar mimpinya, dan perlahan menjadi bintang untuk dirinya, dan orang terdekatnya. Aku masih menunggu kabarnya lagi, kabar bahagia apa yang akan aku dapatkan dari perjalanannya? jika pun masih belum ada, dan yang datang masih kabar tak baik, tidak masalah juga. Sebab, setiap kita akan menemui masalah satu dengan masalah lain. Kedatangannya yang ketiga ini bukan lagi ia yang dulu melainkan sudah naik tahap. 

Kita mengerjakan sesuatu namun belum terlihat hasilnya, bukan berarti kita tidak melakukan apa-apa. Biasakan melihat dan mengukur keberhasilan itu secara menyeluruh bukan hanya terhadap hasilnya. Sebab, tidak ada ujungnya dalam dunia ini. ehehhe. Saat kita mendapatkan masalah, lalu menghadapinya dengan penuh perjuangan dan berhasil kita sudah naik satu tahap menjadi manusia yang berbeda dari sebelumnya. Masalah lain datang, tapi lebih kompleks dan kita bersusah payah menyelesaikannya, kalau pun jatuh dan tidak berhasil dengan baik menyelesaikannya kita tetap berada di posisi atas, tidak jatuh di titik awal melainkan sudah setingkat lebih atas.Begitu seterusnya, grafik titik jatuh kita akan selalu naik satu tingkat. Artinya, selalu ada kita yang baru saat naik tingkat dalam hidup ini. 

Jadi, masihkah layak menyebutkan diri kita tidak berubah? biasa-biasa saja? 

Waktunya bilang enggak ya. Kita berubah, kita tidak sama seperti 5 tahun lalu, kita sudah menjadi seseorang yang berbeda. 

Semangat!!!

Komentar

Posting Komentar