Saat menulis ini, hari sudah malam. Jam menunjukkan pukul 8
malam lewat 10 menit. Untuk tahun ini, 1 ramadhan jatuh pada tanggal 17 Mei
2018 (Ramadhan ke 1439 H) dan genap 4 tahun sudah saya selalu melewati
hari-hari di awal puasa jauh dari rumah dan keluarga, wk. Alhamdulillah ya,
tidak terasa. Waktu memang tak mengenal persiapan kita untuk menyambut masa
mendatang, yang ia tahu hanya harus terus berputar maju dan maju.
Rasanya puasa jauh sama keluarga itu gimana? Ah semua orang
yang pernah jauh dari tanah kelahiran atau rumahnya pasti pernah ngerasa, tanpa
harus diceritakan lagi bagaimana-bagaimananya. Yang pasti menyenangkan, haha.
Ya mau gimana lagi ya, harus dibuat senyaman dan sebetah mungkin. Dan, diluar
sana masih ada yang lebih parah dari saya mungkin bisa bertahun-tahun jauh dari
keluarganya karna alasan belajar, kerja dan lain-nya. Jadi, sebenarnya apasih
yang ingin saya ceritakan sekarang? hehe. Entahlah. Mungkin akan bebas aja.
Jangan heran jika kau temui cerita ramadhan hari ini, eh loncat ke tahun
lalu atau berlanjut tentang target yang akan dilakukan selama bulan ramadhan
ini. Okesip.
Kabar malang akhir-akhir ini sedang dingin-dinginnya. Dan
hari kemarin, hujan turun setelah kian lama tak berseru kepada tanah, dedaunan,
ranting dan penghuni bumi lainnya. Sejuk, tenang dan suasana menjelang ramadhan
kerasa banget. Kayak tahun lalu, gerimis-gerimis yang menggoda. Menggoda para
makhluk perasa mengingat momen-momen terbaiknya, masa-masa puasa dengan
keluarga, taraweh bareng teman, buka puasa ataupun sahur dimeja makan atau
ruang keluarga. Tapi, apapun itu, yang harus dilakukan adalah tak lupa berdoa
saat hujan turun. Tahu sendiri lah gimana keistemewaannya berdoa saat hujan
turun. Kau kah itu teman? Yang suka berseru lirih dan pelan sampai
meneteskan air mata dalam bermunajat kepada-Nya. Kalau tahun lalu, hari pertama
ramadhan dirumah suadara sih, dari kos-kosan naik angkot. Jalannya masih rame
banget sore itu, dan sedang gerimis. Kebetulan dapat kursi didepan, jadi bisa
mengabadikan momen-nya. Terus di uptade deh di IG-story, wkwkwkwkwk. Isinya
udah lupa. haha. Intinya melow gitu deh, berhubungan sama mau
puasa juga. wkwk. Dan, beberapa anak-pun penasaran dengan story-nya dan
bertanya, "mba, pulang kampung?" saya senyum, iya pulang.
Oh iya, Marhaban Ya Ramadhan semuanya. Mohon maaf lahir dan
batin.
Ngomong-ngomong suasana pas ramadhan itu mesti beda dengan
hari-hari biasanya. Bawaanya adem dan tenang mulu. Saat hari pertama puasa :
setelah sekian banyak aktivitas dilakukan dari pagi sampai sore, saya
memutuskan untuk berdiam diri atau istrahat sejenak di salah satu masjid yang
berdekatan dengan gedung jurusan. Masih satu jam lagi menuju waktu berbuka
puasa untuk puasa hari pertama. Masuk ke masjid, langsung bergabung sama
mbak-mbak yang sedang membaca al-quran. Awalnya masih sepi, lama-lama semakin
banyak yang datang. Jamaah putri maupun dari jamaah putra juga. Dan, ada
beberapa mahasiswa yang sedang sibuk nyiapin tempat, takjil, dan makanan untuk
berbuka. Adem ? iya adem banget. Kalau saya jarang ngerasain suasana gini
dihari-hari biasa. Sore itu, sebelum menjelang puasa suara tilawah dari para
jamaah putri dan putra yang adalah mahasiswa itu saling sahut menyahut.
Alunannya yang masyaAllah susah dijelasin, intinya adem banget. Tenang hati
dengarnya. Suara-suara tilawah itu menenangkan. Alhamdulillah, terharu jadinya.
Tidak ada suasana seperti ini dibulan-bulan sebelumnya atau sesudahnya.
Bersyukur karena masih dikasih kesempatan buat duduk diantara orang-orang ini.
Dan, suara adzan magrib berkumandang. Orang-orang yang sibuk dengan tilawahnya
bangkit, dan bersegera membatalkan puasanya hari ini dengan beberapa kurma dan
segelas air putih. Alhamdulillah. Maka nikmat Tuhan kamu manalagi yang kamu
dustakan?. Dilanjut dengan makan berat setelah sholat. Untuk orang baik hari
itu, semoga Allah balas semua-nya dengan berlipat-lipat. Terimakasih dari suara
hati yang terdalam untuk kebaikan dan kemurahan hatinya, sudah bersedia
menyisipkan hartanya, tenaganya untuk beberapa orang yang berburu menu buka
puasa ini. termasuk saya. Hehe. Terimakasih Allah, Terimakasih orang baik.
Ngomong-ngomong lagi, bulan ramadhan gini biasanya banyak
yang bikin targetan gitu. Dan, paling dominan sih targetan gimana
ibadah-ibadahnya bisa maksimal dan lebiih baik gitu. Dari sekian banyak yang
ditemui, biasanya adalah targetan tilawah. Nah, sampai hari ini mau tilawah
berapa lembar perhari? Mau berapa juz perhari? Mau nge-hatam berapa
kali dalam sebulan ini? ah, apapun itu semoga tetap dijalanin dan pastinya
konsisten. Aamiin. Yuk lah kita sama-sama berlomba-lomba dalam kebaikan. Hehe.
Susah ngejalaninnya? Sama saya juga ngerasain. Tapi, percayalah apa yang kita
lakukan sekarang masih belum seberapa dengan usaha dan perjuangan orang-orang
sholih pada zaman dulu yang ngelewatin hari-hari di bulan ramadhan dengan
ibadah dan mendekatkan diri sedekat-dekatnya kepada Allah. Ah, tetap semangat
aja kita. Pelan-pelan saja. Semoga Allah ridho.
Nah, selain itu berencana juga untuk menulis rutin 30 hari
selama bulan ramadhan ke depannya. Ah, ini untuk Ramadhan Day 1 ceritanya, tapi
baru diupload di malam ke 4 ramadhan. hehe. Semoga bisa konsisten. Doakan
semuanya J J
Kayaknya sekian dulu untuk hari ini, berlanjut dicerita
berikutnya. Next story yey.
Jangan lupa targetnya dijalankan ya.
Selamat berpacu untuk menjemput pahala, memohon ampunan,
dan membersihkan bercak-bercak ke-aku-an dalam segumpal daging kita. hehe.
dengan
senyum.
@khusnuulmayor17
#RamadhanDay1 #ceritaramadhan
Malang,
19 Mei 2018.
Komentar
Posting Komentar