Dear
kamu.
Akhirnya
punya kesempatan juga bersua dengan mu walaupun hanya lewat kalimat-kalimat
panjang berikut ini.
Berharap
kamu tidak akan mengantuk saat membacanya.
Hm.
Kalimat-kalimat berikut ini hanya bentuk bahagia dan bersyukurnya pada Sang
Pengendali Semesta yang telah mencintai kamu dengan segala kebaikan dan
dijauhkannya dari segala keburukan, menjaga kamu hingga pada kalimat terakhir
pada tulisan ini, juga telah berkenan mempertemukan kamu dengan orang-orang
baik dan baik sekali, menjaga dan membantu hubungan pertemanan kamu hingga
langgeng sampai hari ini juga besok-besok, hingga pada alam yang bukan dunia
lagi. Sekali lagi, kalimat-kalimat berikut ini adalah luapan bahagia juga haru
melihat kamu masih bisa senyum dan baik-baik saja --–walaupun harus patah
berkali-kali dulu.
Tahun
2018. Akhirnya kamu terlihat sedikit mengerti, tepatnya merasakan dengan benar
apa-apa saja efek dari semua kejadian dan pilihan yang telah kamu lakukan dulu.
Kamu merasa hidup semakin gado-gado. Merasa bahwa semakin mengerikannya dunia
dan seisinya. Makhluk-makhlukNya yang ada semakin buas saja sama yang
ditawarkan dunia. Kamu juga perlahan digerus. Oleh keinginan-keinginan.
Tahun
2018. Akhirnya kamu terlihat tersenyum pada beberapa tulisan yang terpajang di
dinding-dinding kamar yang cukup luas itu. Kamu tersenyum sekaligus tertawa,
dan juga berkomentar lalu meng-aamiinkan. Tersenyum melihat hal-hal yang kau
coret, juga tertawa melihat beberapa kalimat nasehat, teguran, motivasi, atau
tepatnya kalimat reminder. Pesan-pesan dan ucapan selamat serta doa-doa dari
orang-orang baik yang dikenal ikut-ikutan membuat kamu tersenyum sekaligus
tertawa.
Hahaha.
Tertawa. Lebih tepatnya kamu menertawarkan diri sendiri yang sudah ngelewatin
hal-hal yang sudah di coret di list-list dinding. Kamu tertawa karena eh
ke-lewat-tin juga ini, eh ini juga, eh ini juga, eh itu juga. Padahal dulu pas
kamu nulisnya ya sambil senyum, ga PD bakalan bisa, dan penuh rasa cemas tak
berkesudahan, sekarang ngeliatnya sambil tertawa. Se-lucu dan Se-warna-warni
itu hidup kamu. Tepatnya di dua ribu delapanbelas ini.
Tahun
2018. Disatu hari dalam 365 hari, kamu benar-benar merasa bahwa betapa menjadi
anak-anak adalah hal yang paling menyenangkan. Ga ada yang perlu dikhawatirkan
dan ditakutkan. Cukup tentang berteman, bermain, senang-senang, yang ada.
Bahagia yang tanpa ada kepura-puraan. Ah, dulu waktu kamu kecil juga ga merasa
kayak gitu, malah ngerasa ngeliat orang dewasa adalah seru dan menyenangkan
gitu. Ternyata kebalik. Ya gitu pokoknya.
Tahun
2018. Waktu yang sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Pengertian-pengertian baru, pemahaman-pemahaman baru, sudut pandang baru, orang-orang
baru. 365 hari kamu yang sangat-sangat berarti. 365 hari kamu yang penuh makna
–semoga 365 hari kamu juga penuh pembelajaran. 365 hari kamu yang penuh warna
sungguhan. 365 hari kamu yang penuh kejutan-kejutan. 365 hari kamu yang membuat
sadar, bahwa diri kamu sendiri butuh didengarkan dan diperhatikan.
Dear
kamu.
Ada yang
mau di-ucapkan dan di-sampaikan. Terimakasih dan Maaf selama 365 hari di tahun
ini untuk semuanya. Kejadian-kejadian ditiap waktu selama 365 hari, bener-bener
mengajak kamu untuk berkenalan dengan alam dan penghuni bumi, dan akhirnya, kamu
paham tentang warna-warni-nya dunia yang kamu tempatin ini.
Dear
kamu.
Terimakasih,
karena hingga detik ini masih bertahan dan baik-baik saja.
Terimakasih,
karena masih bisa menertawakan diri sendiri atas kejadian-kejadian lucu di 365
hari ini.
Terimakasih,
karena sudah mau menuliskan beberapa keinginan dan bersedia memujudkannya.
Terimakasih
sudah mau makan dan minum dengan baik.
Terimakasih
sudah memilih tidur yang cukup walaupun kadang berlebihan.
Terimakasih
sudah memilih mengunjungi alam-alam Nya ditengah rutinitas dan rasa malas.
Terimakasih
sudah mau tersenyum dan juga menangis.
Terimakasih
sudah bangun pagi walaupun serinh kesiangan.
Terimakasih
sudah mau bersabar.
Terimakasih
sudah mau belajar.
Terimakasih
sudah mau memberi.
Terimakasih
sudah mau membaca banyak hal walaupun dominan fiksi
Terimkasih
sudah ---pernah kesel dan marah-marah sama orang yang aslinya baik.
Terimakasih
sudah banyak dan sering melibatkan perasaan disetiap momen.
Terimakasih
sudah pernah marah-marah.
Terimakasih
sudah pernah jadi manusia pendiam, kaku, dan egois.
Terimakasih
sudah bersedia mau jadi orang yang peduli walaupun dengan paksaan.
Terimakasih
sudah memilih tertawa, bahagia, dan baik-baik saja pada alam dan makhlukNya.
Terimakasih
banyak kamu. Terimakasih banyak sudah mau terseok-seok, merangkak menuju Tuhan
kamu.
Terimakasih
banyak. Untuk hal-hal dunia juga akhirat yang coba kamu lakukan.
Terimakasih
banyak, semoga Tuhan memaafkan atas semua hal-hal bodoh yang kamu lakukan dan
kerjakan dengan sengaja dan tak sengaja itu.
Dan,
maaf. Jika sering menyakiti. Sering lupa merawat kamu. Sering lalai sama kamu.
Sering jarang bersyukur dengan kamu. Maaf ya.
Terimakasih
kamu.
Kamu, yang
sejak hari ke tujuh belas di dua puluh dua tahun lebih 3 bulan lewat 13 hari
lalu yang resmi terlahir ke dunia, alam yang tak pernah kamu tahu bagaiamana
akan berakhir, dan resmi di beri tanda pengenal nama dengan ‘KHUSNUL KHATIMAH’.
Seperti yang dikenal oleh orang-orang selama ini. Dan, semoga benar-benar bisa
menjadi seorang makhlukNya yang husnul
khotimah, sungguhan.
Komentar
Posting Komentar