Ceritanya: Si Kesayangan Ngambek The End #5

Hari itu adalah jumat. Kuantar si Motor ke bengkel dekat rumah. Segala permasalahan yang dialami, kujelaskan. Penjelasan ala kadarnya seorang perempuan yang cuma ngerti ngendarain motor pada umumnya dan tidak tahu-menahu terkait per-mesin-nan motor. Boro-boro itu ya, kadang kapan (waktu) harusnya ganti oli motor juga ga paham. Ehm, mungkin aku yang gak mau meluangkan waktu dan diri memperhatikannya sampai jauh-jauh ke sana ya. Huhu. Sedih, merasa mendzolimi doi. Huwaaaaahhhhhh.

Ada 5 jam motorku ada di bengkel. Semua akan membaik. Harap harap tak cemasku. Satu tunas kecewa tumbuh. Diikuti oleh tunas kesedihan lainnya.
"Gak bisa ya, Mas?" tanyaku yang udah jelas sekali jawabannya.
"Iya, Mbak. Harus dibawa ke bengkel khusus mesin ini. Di belakang swalayan, bisa ke sana, Mbak." Montirnya nyerah. Menggelengkan kepala tak bisa bantu lagi. Memperbaiki.
"Iya mas. Rencananya begitu, tapi gak ada yang bisa bantuin dorong. Kejauhan bengkel khususnya." kalau dalam keadaan begini, gampang banget uneg-unegnya keluar.
"Ini saya bantuin dorong dari belakang, Mbak."
"Beneran mas? Sore masih buka memang?"
"Masih."
"Ehmmmm, yaudah mas, kubayar yang udah dikerjakan aja." bayar-membayar selesai dengar kasir. Hanya ganti oli.

Meluncur dengan kecapatan yang gak kaleng-kaleng. Haha. Aku berasa terbang. Wuuuussshhhhhhhhhh ngeeeeennnngggggg. Kenceng polll. Trus masih bisa ngobrol lagi.

Pertolongan Tuhan teramat dekat. Dan, bersama kesulitan ada kemudahan. Selalu. Tapi, untuk mempercayai itu, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Butuh lika-liku-luka-laku-linang-linung. Ha.

Di beberapa waktu yang lalu, tunas kecewa bertumbuh ketika mendengar bahwa motornya gak bisa diperbaiki di bengkel itu. Lalu, detik kemudian, tunas harapan ikut serta muncul ketika Montirnya bilang akan bantu dorong dan nganter ke bengkel khusus mesin. Ah, sweeet banget nih skenarionya. Mana ada kepikiran akan begini-begitu.

"Makasih banyak ya, Mas." seruku setengah berteriak saat tiba di depan bengkel khusus mesin.
"Iya, Mbak. Sama-sama."

Menjelaskan untuk kali kedua, apa dan mengapa dengan si Motor. Karyawan berseragam itu mengangguk, mengerti. Segera motorku dicek. Diperiksa. Disenter. Diurus.

1 jam berlalu.
Kabar baik. Motor bisa nyala, membaik. Tapi, semuanya belum benar-benar beres.

"Saya cuma ganti busi-nya aja, Mbak. Dan, ini motor harus turun mesin. Sore ini gak bisa, karena sudah sore, kami sudah mau tutupm" Mas berseragam menjelaskan padaku yang baru saja balik dari musholah. Ashar sudah lewat 30 menit yang lalu.
"Ha? Turun mesin?" pendek kali imajinasiku. Turun mesin yang ada dalam bayangan adalah mesin motornya diturunin. RIP my knowledge and imagination.
"Maksudnya servis besar-besaran. Jadi motornya bakal dibongkar total untuk cek mesin dibagian dalamnya. Segera sih menurut saya, Mbak." penjelasan untuk menjawab wajah bingung dan penuh tanda-tanyaku.
Aku mengangguk, berseru, "Oh, begitu, Mas. Ini saya bawakan lagi motornya besok atau lusa ya. Kalau macet lagi."
"Iya, Mbak. Lebih cepat lebih bagus."
"Siap siap, baik, Mas. Sekali lagi makasih da maaf ya, Mas."

Hari itu adalah jumat. Sejak pagi sudah berkutat dengan si Kesayangan hingga sore menjelang buka puasa. Urusan di bengkel khusus mesin sore itu selesai. Motorku betul membaik, nyala, dan bisa dipake untuk pulang ke rumah.

Apa kata Mas berseragam itu? Ya, si Kesayangan harus turun mesin. Ya, itu menggangguku tapi tidak semengganggu ketika doi ngambek.

Apa pesan Mas berseragam itu? Segera. Lebih cepat lebih bagus.

Dan, 3 hari kemudian, malam-malam, ketika keluar, doi ngambek. Tiba-tiba berhenti di tengah jalan raya depan cafe yang tidak ramai. Inilah awal mulanya cerita ini jadi panjang. Sudah ada #ceritanya di part 1. Link: http://khusnuulkhatimahh.blogspot.com/2020/05/ngoceh-si-kesayangan-ngambek-1-ceritanya.html

Akhir cerita, doi dibongkar total. 3 hari dirawat di bengkel. Saat lihat dokumentasi ketika dibongkar total, nyessssss banget rasanya hati. Sedih ngeliat motor dirawat sebegitu totalitas.

Dan, hingga hari ini. Alhamdulillah. Doi masih sehat.

Termakasih ya. Juga, terimakasih sama kamu yang bersedia ikut menikmati #ceritanya Si Kesayangan Ngambek.

The last, byeeeeeeee. See you on next #ceritanya dan konten-konten lainnya; #aletter, #keluargacemara, #RecehRecehnyaHusnul



Komentar